Neurastenia | Apa Itu, Diagnosis, Penyebab, Gejala, Pengobatan

Ketika kita berbicara tentang neurastenia, kita memasuki dunia yang kompleks dari gangguan kesehatan mental yang sering disalahpahami. Neurastenia, juga dikenal sebagai kelelahan kronis, adalah kondisi yang telah lama menjadi subjek perdebatan dan penelitian dalam komunitas medis. Mari kita jelajahi lebih dalam tentang apa itu neurastenia, bagaimana dampaknya terhadap penderita, dan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.

Pendahuluan

Neurastenia pertama kali diidentifikasi pada abad ke-19 dan sejak saat itu telah mengalami berbagai interpretasi dan definisi. Pada intinya, neurastenia adalah suatu kondisi yang ditandai oleh kelelahan ekstrem, baik fisik maupun mental, yang tidak dapat dijelaskan oleh penyakit fisik yang mendasarinya. Penderita neurastenia sering merasa kewalahan oleh tugas-tugas sehari-hari yang biasanya mudah dilakukan, dan mungkin mengalami berbagai gejala yang mengganggu kualitas hidup mereka secara signifikan.

Dalam cabang ilmu psikologi yang mempelajari gangguan neurotik, ada salah satu yang dikenal dengan istilah neurasthenia. Penyakit ini menyerang pria dan wanita secara setara dan ciri utamanya adalah kelelahan yang tidak dapat dijelaskan setelah melakukan upaya fisik atau mental dan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari.

Apa itu neurasthenia?

Neurasthenia adalah istilah yang diberikan dalam psikiatri untuk gangguan neurotik yang memanifestasikan dirinya sebagai kelelahan yang tidak dapat dijelaskan yang terjadi setelah upaya fisik atau mental. Namanya berasal dari kata “neuro” (yang mengacu pada sistem saraf dan khususnya pikiran) dan “asthenia” (yang merupakan perasaan lemah atau kelelahan fisik).

Neurasthenia juga dikenal dengan nama lain seperti asthenia kronis, sindrom Da Costa, penyakit kardiovaskular fungsional, jantung prajurit, dan lain-lain. Gangguan ini menurunkan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan jika berlangsung lama dapat memicu gangguan lain seperti depresi dan kecemasan.

Seringkali diyakini bahwa hal itu bersifat keturunan atau disebabkan oleh gangguan emosi yang sangat kuat. Penyebab neurasthenia bisa sangat sepele, seperti seringnya konflik di tempat kerja, kelelahan yang parah di tempat kerja, atau kehilangan orang yang dicintai.

Kadang-kadang mungkin ada kasus neurasthenia seksual, yang ditandai dengan disfungsi seksual.

Terlepas dari penyebab neurasthenia, penting untuk segera mengambil tindakan agar gangguan ini tidak menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada kesehatan Anda.

Fase neurasthenia

  • Fase hiperstenik: Fase ini ditandai dengan gejala seperti kelelahan, gangguan tidur, mudah tersinggung dan keadaan gembira.
  • Fase kelemahan yang mudah tersinggung: Pada fase ini timbul perasaan tidak berdaya yang menimbulkan kelemahan dan mudah tersinggung yang mungkin disertai dengan tangisan spontan.
  • Fase hipostenik: Tahap akhir penyakit ini membutuhkan waktu untuk muncul dan ditandai dengan perasaan lesu, apatis, pasif dan kurang minat serta keinginan untuk menangis.

Diagnosis neurasthenia

Neurasthenia dapat didiagnosis pada orang yang menderita kelelahan setelah aktivitas mental atau fisik ringan, perasaan tidak nyaman yang dikombinasikan dengan keadaan depresi dan kegembiraan.

Hal ini disertai dengan nyeri otot, pusing, gangguan tidur dan mudah tersinggung.

Penyebab

Belum diketahui apa penyebab neurasthenia, namun seperti banyak kelainan lainnya, penyakit ini berasal dari keturunan, atau karena stres pekerjaan, usia (antara 20 dan 55 tahun) dan jenis kelamin, dalam hal ini mendominasi pada pria .

Di antara penyebab yang dapat menimbulkan neurasthenia, telah ditentukan hal-hal berikut:

  • Agen infeksius, seperti beberapa virus, agen penyakit Lyme, mikoplasma, ragi, dan jamur lainnya.
  • Agen beracun, seperti merkuri, terutama dari amalgam gigi, berbagai pelarut organik, herbisida dan berbagai senyawa kimia seperti aspartam.
  • Disfungsi kekebalan tubuh.
  • Disfungsi hormonal merupakan kasus kelainan tiroid yang dapat menimbulkan gejala kelelahan kronis.
  • Disautonomia, yang mengacu pada terganggunya fungsi sistem saraf otonom.
  • Masalah metabolisme.
  • Defisiensi atau ketidakseimbangan nutrisi.
  • Depresi.
  • Gangguan kecemasan umum.
  • Gangguan obsesif-kompulsif.
  • Kurang istirahat atau tidur.

Jika salah satu penyebab tersebut menyebabkan neurasthenia pada seseorang, maka perlu segera dilakukan pengobatan karena jika dibiarkan dapat menyebabkan masalah mental yang serius.

Faktor Risiko Neurastenia

Satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan adalah penyebab dan faktor risiko neurastenia. Meskipun penyebab pasti dari kondisi ini masih belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa teori dan faktor yang diyakini berkontribusi terhadap perkembangannya.

Beberapa faktor yang mungkin berperan dalam perkembangan neurastenia meliputi:

  1. Stres kronis: Paparan jangka panjang terhadap stres dapat menyebabkan kelelahan mental dan fisik yang berkepanjangan.
  2. Faktor genetik: Beberapa penelitian menunjukkan adanya komponen genetik dalam kerentanan terhadap neurastenia.
  3. Ketidakseimbangan neurotransmitter: Gangguan pada sistem neurotransmitter otak, terutama serotonin dan norepinefrin, mungkin berperan dalam gejala neurastenia.
  4. Infeksi atau penyakit kronis: Kondisi medis yang mendasari, seperti infeksi virus atau penyakit autoimun, dapat memicu gejala neurastenia pada beberapa individu.
  5. Faktor psikologis: Trauma masa lalu, kecemasan, atau depresi dapat berkontribusi pada perkembangan neurastenia.
  6. Gaya hidup: Pola tidur yang buruk, diet yang tidak seimbang, dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko neurastenia.

Memahami faktor-faktor ini penting untuk mengembangkan strategi pencegahan dan pengobatan yang efektif.

Gejala

Neurasthenia menjadi jelas dengan gejala berikut:

  • Kelelahan fisik, perasaan kelemahan progresif setelah aktivitas mental atau fisik.
  • Kelelahan dan keluhan saat melakukan aktivitas fisik kecil.
  • Nyeri otot.
  • Ketidakmampuan untuk bersantai.
  • rasa pusing.
  • Gangguan tidur.
  • Sakit kepala tegang.
  • Suasana hati cemas, tertekan, atau mudah tersinggung.

Pengobatan neurasthenia

Perawatannya rumit dan diperlukan komitmen pasien untuk menjalankan proses ini.

Pengobatan konvensional menghadirkan berbagai cara untuk mengobati penyakit ini, di antaranya dapat disebutkan sebagai berikut:

  • Rutinitas normalisasi. Pasien harus diberi makan yang cukup, memiliki jadwal tidur dan istirahat, keluar rumah, dan diisolasi sementara dari lingkungan kerja dan pendidikan.
  • Obat penenang. Umumnya beberapa obat seperti Elenium, Diazepam, Fenotropil antara lain diberikan kepada pasien neurasthenia.
  • Formula berdasarkan suplemen, mineral, tonik, dll.
  • Pijat fisioterapi. Ini mendorong relaksasi.
  • Diet seimbang. Pola makan yang seimbang membantu tubuh untuk beregenerasi dan mengendalikan keadaan mudah tersinggung.
  • Elektroterapi.

Penanganan Neurastenia

Aspek kritis lainnya yang perlu didalami adalah diagnosis dan penanganan neurastenia. Proses diagnosis neurastenia dapat menjadi tantangan karena gejala-gejalanya yang tumpang tindih dengan berbagai kondisi medis lainnya.

Diagnosis neurastenia biasanya melibatkan:

  1. Evaluasi riwayat medis yang menyeluruh
  2. Pemeriksaan fisik lengkap
  3. Tes laboratorium untuk menyingkirkan kondisi medis lainnya
  4. Penilaian psikologis untuk mengevaluasi kesehatan mental

Setelah diagnosis ditegakkan, penanganan neurastenia biasanya melibatkan pendekatan multidisiplin yang mencakup:

  1. Terapi kognitif-perilaku (CBT) untuk mengatasi pola pikir negatif dan perilaku maladaptif
  2. Manajemen stres dan teknik relaksasi
  3. Perbaikan pola tidur dan higiene tidur
  4. Modifikasi diet dan gaya hidup
  5. Latihan fisik yang disesuaikan dengan kemampuan pasien
  6. Dalam beberapa kasus, pengobatan seperti antidepresan atau anxiolytik mungkin diresepkan

Penting untuk dicatat bahwa penanganan neurastenia harus disesuaikan dengan kebutuhan individu masing-masing pasien, karena setiap orang mungkin merespons secara berbeda terhadap berbagai intervensi.

Hidup dengan Neurastenia: Strategi Koping dan Dukungan

Ketika kita membahas tentang hidup dengan neurastenia, ada beberapa strategi koping dan sumber dukungan yang dapat membantu individu mengelola kondisi mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Beberapa strategi koping yang efektif meliputi:

  1. Menetapkan batasan dan prioritas yang realistis
  2. Praktik mindfulness dan meditasi
  3. Membangun jaringan dukungan sosial yang kuat
  4. Menerapkan manajemen energi dan teknik pacing
  5. Mengembangkan hobi atau kegiatan yang menenangkan
  6. Menjaga komunikasi terbuka dengan keluarga, teman, dan penyedia layanan kesehatan

Dukungan juga dapat diperoleh melalui:

  1. Grup dukungan untuk penderita neurastenia
  2. Konseling keluarga untuk membantu anggota keluarga memahami dan mendukung penderita
  3. Program rehabilitasi khusus untuk neurastenia
  4. Sumber daya online dan forum komunitas

Penting untuk diingat bahwa perjalanan setiap individu dengan neurastenia adalah unik, dan apa yang berhasil untuk satu orang mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Oleh karena itu, penting untuk terus bereksperimen dan menemukan kombinasi strategi yang paling efektif untuk setiap individu.

FAQ

Apa perbedaan antara neurastenia dan sindrom kelelahan kronis?

Neurastenia dan sindrom kelelahan kronis memiliki banyak kesamaan gejala, namun neurastenia lebih berfokus pada kelelahan mental, sedangkan sindrom kelelahan kronis lebih menekankan pada kelelahan fisik. Beberapa ahli menganggap keduanya sebagai bagian dari spektrum gangguan yang sama.

Apakah neurastenia dapat disembuhkan?

Meskipun tidak ada “obat” yang pasti untuk neurastenia, banyak individu dapat mengelola gejala mereka secara efektif dengan kombinasi perawatan medis, perubahan gaya hidup, dan strategi koping. Prognosis bervariasi dari satu individu ke individu lainnya.

Bagaimana neurastenia mempengaruhi kehidupan sehari-hari?

Neurastenia dapat memiliki dampak signifikan pada kehidupan sehari-hari, mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bekerja, bersosialisasi, dan melakukan aktivitas rutin. Namun, dengan penanganan yang tepat, banyak individu dapat meningkatkan fungsi mereka dan menikmati kualitas hidup yang lebih baik.

Apakah ada tes medis khusus untuk mendiagnosis neurastenia?

Tidak ada tes medis tunggal yang dapat mendiagnosis neurastenia secara pasti. Diagnosis biasanya dibuat berdasarkan evaluasi gejala, riwayat medis, dan pengecualian kondisi medis lainnya melalui berbagai tes.

Bagaimana cara mendukung seseorang yang menderita neurastenia?

Dukungan untuk penderita neurastenia dapat meliputi mendengarkan tanpa menghakimi, membantu dengan tugas-tugas praktis, mendorong perawatan diri, dan memahami batasan energi mereka. Penting juga untuk mendorong mereka mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Dengan memahami lebih dalam tentang neurastenia, kita dapat lebih empati terhadap mereka yang mengalaminya dan mendukung upaya untuk meningkatkan diagnosis, perawatan, dan kualitas hidup penderita. Meskipun neurastenia masih merupakan kondisi yang kompleks dan menantang, kemajuan dalam penelitian dan kesadaran terus memberi harapan bagi mereka yang terkena dampaknya.

Related Posts

Jenis-Jenis Feminisme: Liberal, Radikal, Sosial, dan Interseksional

Feminisme adalah gerakan sosial, politik, dan intelektual yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan gender dan menghapuskan diskriminasi berbasis gender. Namun, feminisme memiliki berbagai pendekatan yang berbeda berdasarkan fokus…

Apa itu Psikologi Sosial?

Psikologi sosial adalah cabang ilmu psikologi yang berfokus pada bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh keberadaan, pikiran, atau tindakan orang lain. Sebagai bidang kajian yang…

Perbedaan Kontak Sosial dan Komunikasi: Pengertian, Fungsi, dan Contoh

Kontak sosial dan komunikasi adalah dua konsep penting dalam interaksi antarmanusia yang sering kali dianggap sama. Meski keduanya berkaitan erat dan sering digunakan bersama, kontak sosial dan…

Penalaran Induktif: Metode Berpikir untuk Menemukan Pola dan Membangun Kesimpulan

Penalaran induktif adalah metode berpikir yang berawal dari pengamatan atau pengalaman spesifik untuk membangun kesimpulan yang lebih umum. Dalam penalaran ini, seseorang mengumpulkan bukti-bukti atau observasi yang…

Perbedaan Strategi dan Metode Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan, istilah strategi dan metode pembelajaran sering kali digunakan untuk menggambarkan pendekatan dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Meski tampak serupa, strategi dan…

Pemrograman Neurolinguistik (NLP): Seni Memahami dan Mengubah Pola Pikiran

Pemrograman Neurolinguistik, atau NLP (Neuro-Linguistic Programming), adalah pendekatan psikologi praktis yang dirancang untuk membantu individu memahami, mengubah, dan mengoptimalkan cara mereka berpikir, berkomunikasi, dan berperilaku. NLP didasarkan…