Apa itu Ilmu Kognitif?

Ilmu kognitif adalah bidang interdisipliner yang berkaitan dengan mekanisme kognisi, atau bagaimana pikiran dan otak bekerja untuk memperoleh dan memanipulasi pengetahuan. Ini termasuk studi tentang pikiran manusia, pikiran hewan, dan kecerdasan buatan. Karena kognisi membentuk dasar dari mekanisme organisasi dan kelangsungan hidup, ilmu kognitif mencakup jaringan besar disiplin ilmu kunci. Berbagai cabang bidang ini termasuk ilmu saraf, fisiologi, psikologi, antropologi, linguistik, fisika, kecerdasan buatan atau ilmu komputer, dan filsafat.

MRI otak telah memungkinkan para ilmuwan untuk memetakan otak dengan cara baru.

Ada pepatah populer tentang tiga pria yang ditutup matanya yang menggambarkan seekor gajah dengan bagian-bagiannya yang dapat dirasakan oleh setiap orang. Tidak ada deskripsi yang terdengar terkait, tetapi ketika penutup matanya dilepas, para pihak dapat melihat bahwa mereka semua menggambarkan bagian yang berbeda dari hewan yang sama. Ilmu kognitif adalah upaya kooperatif yang menyadari bahwa setiap disiplin ilmu yang berbeda mengungkapkan beberapa aspek kecerdasan yang menambah pemahaman keseluruhan tentang bagaimana pikiran bermanifestasi melalui otak. Ketika disiplin ilmu yang berbeda memperoleh pemahaman, mereka dapat menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang terletak pada disiplin lain. Tujuan keseluruhan mengembangkan teori kognisi karena itu paling baik dilayani oleh sifat interdisipliner dari lapangan.

Pemindai PET menggunakan kamera gamma untuk menangkap gambar di dalam tubuh.

Teknologi pencitraan cararn telah membantu ilmu kognitif membuat terobosan yang signifikan. Pemindaian Computer-Assisted Tomography (CAT), Positron Emission Tomography (PET), dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) telah memungkinkan para ilmuwan untuk memetakan otak dengan cara baru. Area tertentu di otak dapat dikaitkan dengan lokasi anatomis, menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang korelasi pikiran/tubuh.

Meskipun keinginan untuk memahami pikiran dan kognisi setidaknya sudah ada sejak para filsuf Yunani kuno, tidak sampai kecerdasan buatan mencapai kemajuan, bidang interdisipliner ilmu kognitif berkembang. Istilah ini diciptakan relatif baru, pada tahun 1973, oleh Christopher Longuet-Higgins. Cognitive Science jurnal diikuti pada tahun 1977, dan Society for Cognitive Science didirikan dua tahun kemudian.

Saat ini, ilmu kognitif adalah bidang yang menarik dengan manfaat yang menjanjikan bagi seluruh umat manusia. Ketika para ilmuwan mulai memahami sifat kognisi, kita belajar, antara lain, bagaimana menerapkan metode pengajaran dengan lebih baik, memajukan robotika yang berguna dalam ilmu komputer, dan melalui ilmu saraf, mengambil langkah lebih dekat untuk memahami otak. Hal ini pada akhirnya dapat menghasilkan pemulihan dari kerusakan yang diderita oleh stroke atau trauma lainnya, atau memberikan solusi untuk penyakit seperti Alzheimer atau skizofrenia. Saat kita melangkah maju, tampak jelas bahwa manfaat bidang ini berpotensi mendukung kehidupan seperti kognisi itu sendiri.

Pemindaian MRI telah membantu para ilmuwan memetakan otak dengan cara baru.