Apa yang ada di Tes Vitro?

Tes in vitro berguna ketika mengembangkan obat baru karena obat yang tidak efektif dapat dengan cepat dikesampingkan.

Uji in vitro adalah jenis uji ilmiah yang dilakukan di laboratorium. Ada dua komponen yang harus ada agar tes memenuhi syarat sebagai uji in vitro. Pertama, pengujian harus dilakukan secara in vitro, yang berarti dalam tabung reaksi atau wadah steril lainnya, bukan dalam organisme hidup. Kedua, pengujian harus berupa assay, yang artinya adalah ukuran aktivitas obat pada sampel jaringan organik. Tes ini berguna ketika mengembangkan obat baru karena obat yang tidak efektif dapat dengan cepat dikesampingkan, memungkinkan para ilmuwan untuk memusatkan perhatian mereka pada obat yang mungkin terbukti berhasil.

Uji in vitro dilakukan dalam tabung reaksi atau wadah steril lainnya.

Proses membawa obat baru ke pasar rumit dan memakan waktu. Menggunakan uji in vitro secara signifikan mengurangi waktu yang diperlukan untuk menyingkirkan obat yang tidak efektif. Sampel jaringan, seperti bagian organ atau darah, dapat terinfeksi penyakit dan perawatan potensial dapat diberikan pada sampel. Melihat interaksi antara obat dan sampel dalam tabung reaksi memungkinkan para ilmuwan untuk dengan cepat menentukan apakah obat tersebut memiliki efek yang diinginkan. Obat-obatan yang menunjukkan harapan kemudian dapat beralih ke fase pengujian lainnya, sementara yang tampaknya tidak berhasil dapat ditinggalkan.

Selain mempercepat proses pengujian obat baru, uji in vitro juga mengurangi biaya pengembangan obat. Menggunakan sampel jaringan memungkinkan banyak tes dilakukan sekaligus. Dalam uji vitro, dimungkinkan untuk menggunakan sampel yang dapat diisi ulang, seperti sampel darah. Meskipun banyak dari sampel ini dikumpulkan dari hewan, biaya dalam kehidupan hewan untuk pengujian in vitro jauh lebih rendah daripada untuk tes in vivo.

Tes in vitro dapat menggunakan sampel jaringan manusia. Seringkali secara medis tidak etis untuk melakukan pengujian pada manusia hidup, tetapi tes dapat dilakukan pada sampel darah manusia atau pada sampel jaringan lain yang dikumpulkan dari mayat. Penggunaan sampel jaringan manusia memungkinkan para ilmuwan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana obat tertentu akan mempengaruhi sel manusia. Meskipun pengujian masih memerlukan fase in vivo, hasil yang terbukti menjanjikan selama bagian uji in vitro dapat menunjukkan apakah obat baru akan efektif pada pasien manusia.