Jebakan kemiskinan

Perangkap kemiskinan adalah situasi yang terjadi ketika sebuah negara miskin bertahan dari waktu ke waktu tanpa keluar dari kemiskinan . Hal ini, karena tidak mampu mengembangkan struktur yang memungkinkannya tumbuh secara ekonomi, sosial dan budaya.

Perangkap kemiskinan secara historis terkait erat dengan negara-negara yang tidak mengalami revolusi industri. Ketiadaan tabungan adalah komponen fundamental yang mencegah ekonomi ini mengembangkan dan mempromosikan investasi yang meningkatkan tingkat industrialisasi ekonomi mereka.

Akibatnya, negara-negara ini tetap stagnan di masa lalu karena mereka tidak mampu menghasilkan kekayaan melalui investasi atau proyek unggulan yang menarik investasi asing langsung. Namun, mereka yang memilikinya, telah mampu mengembangkan struktur politik dan ekonomi mereka yang memungkinkan mereka berpindah dari negara terbelakang ke negara berkembang dan akhirnya ke negara maju.

Artinya, konsekuensi utamanya adalah tidak adanya tabungan yang memungkinkan dilakukannya investasi produktif dalam perekonomiannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jebakan kemiskinan

Ada banyak faktor yang berperan dalam jebakan kemiskinan. Kita dapat menyoroti hal-hal berikut:

  1. Absennya industri produktif dan institusi politik.
  2. Adanya kediktatoran dan korupsi.
  3. Keterbatasan akses ke kredit dan pasar modal .
  4. Kurangnya pelayanan kesehatan dan pusat pendidikan.
  5. Perang dan Kelaparan.
  6. Ketiadaan Infrastruktur.
  7. Dampak lingkungan yang kuat yang mempengaruhi produksi pertanian dan keberadaan sumber daya alam seperti air atau hewan.
  8. Kebijakan moneter longgar yang mendorong deflasi upah terus-menerus dari waktu ke waktu.
  9. Kurangnya investasi produktif dan keterbukaan di luar negeri.

Konsep jebakan kemiskinan justru mengacu pada situasi mobilitas sosial ekonomi rendah. Pada gilirannya, dari sudut pandang teoretis, sebagian besar penjelasan tentang keberadaan perangkap kemiskinan didasarkan pada gabungan antara kegagalan pasar dan ketidaksetaraan kekayaan.

Misalnya, dari sudut pandang ekonomi, anggaplah konteks pasar kredit yang tidak sempurna. Orang dengan tingkat kekayaan awal yang rendah tidak dapat mengembangkan pendidikannya. Di sisi lain, tingkat kekayaan juga mempengaruhi serangkaian kesempatan kerja yang tersedia bagi orang-orang. Dengan demikian, ketidakmungkinan membiayai investasi dalam modal fisik yang diperlukan untuk mengembangkan usaha produktif membuat orang-orang termiskin masuk ke pasar tenaga kerja sebagai penerima upah.