Manakah yang lebih kuat lomotil atau loperamide?
Lomotil dan Imodium keduanya obat yang efektif untuk mengobati diare. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam efektivitas antara keduanya. Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa Imodium lebih efektif dan dapat ditoleransi dengan lebih baik.
Apa perbedaan utama antara difenoksilat dengan atropin lomotil dan loperamide Imodium )?
Imodium (Loperamide) Lomotil (diphenoxylate / atropine) sangat efektif untuk menghentikan diare, tetapi tidak boleh digunakan untuk semua jenis diare. Mengobati diare. Satu hari terlalu banyak hari untuk mengalami diare. Memiliki Imodium (Loperamide) di tangan untuk meredakan gejala Anda bisa menjadi penyelamat hidup.
Apakah ada yang lebih baik dari Imodium untuk diare?
Secara keseluruhan, Imodium AD dan Pepto-Bismol adalah perawatan bebas resep yang aman dan efektif untuk diare pada kebanyakan orang. Beberapa perbedaan penting dapat memengaruhi obat mana yang Anda pilih. Misalnya: Pepto-Bismol dapat mengobati beberapa gejala terkait lainnya, seperti mulas, mual, dan gangguan pencernaan.
Apakah loperamide hcl sama dengan lomotil?
Apakah Lomotil dan Imodium Sama? Lomotil (difenoksilat dan atropin) dan Imodium (loperamide hidroklorida) adalah obat antidiare yang digunakan untuk mengobati diare. Lomotil juga mengandung antikolinergik.
Apa obat anti diare yang paling kuat?
Loperamide adalah salah satu obat anti-diare yang paling terkenal.
Siapa yang tidak boleh mengonsumsi lomotil?
Lomotil dikontraindikasikan pada pasien anak-anak kurang dari 6 tahun karena risiko depresi pernapasan parah dan koma, mungkin mengakibatkan kerusakan otak permanen atau kematian (lihat KONTRAINDIKASI). Lomotil telah menyebabkan atropinisme, terutama pada pasien anak dengan sindrom Down (lihat PERHATIAN).
Apa yang terjadi jika Anda mengambil terlalu banyak lomotil?
Overdosis Lomotil dapat menyebabkan masalah pernapasan dan dapat menyebabkan kematian atau kerusakan otak permanen. Gejala overdosis awal termasuk kelemahan, penglihatan kabur, bicara cadel, merasa panas, detak jantung cepat, pernapasan melambat, pingsan, kejang, atau koma.
Kapan Anda tidak boleh mengonsumsi lomotil?
Lomotil tidak boleh digunakan untuk diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri tertentu (misalnya, Clostridium difficile). Mengambil Lomotil ketika Anda memiliki jenis infeksi perut bakteri dapat menyebabkan sepsis, infeksi yang sangat serius dan mengancam jiwa.
Berapa lama lomotil keluar dari sistem Anda?
Waktu paruh Imodium adalah antara 9,1 dan 14,4 jam. Rata-rata waktu yang dibutuhkan tubuh untuk menghilangkan obat adalah 10,8 jam. Kadar Imodium dalam darah paling tinggi sekitar lima jam setelah seseorang meminumnya dalam bentuk kapsul dan 2,5 jam setelah meminumnya dalam bentuk cair.
Apa efek samping lomotil?
Mengantuk, pusing, sakit kepala, kelelahan, penglihatan kabur, mulut kering, dan kehilangan nafsu makan dapat terjadi. Jika salah satu dari efek ini bertahan atau memburuk, beri tahu dokter atau apoteker Anda segera.
Dosis Awal dan Maksimum yang Direkomendasikan pada Pasien Berusia 13 Tahun ke Atas. Dosis dewasa awal adalah 2 tablet Lomotil empat kali sehari (dosis total harian maksimum 20 mg per hari difenoksilat hidroklorida). Kebanyakan pasien akan memerlukan dosis ini sampai kontrol awal diare telah tercapai.
Apa efek samping dari difenoksilat?
Difenoksilat dapat menyebabkan efek samping. Beri tahu dokter Anda jika salah satu dari gejala ini parah atau tidak hilang:
- kehilangan selera makan.
- sakit kepala.
- perubahan suasana hati.
Bagaimana cara kerja lomotil di dalam tubuh?
Lomotil adalah kombinasi dari dua obat: atropin dan difenoksilat. Bersama-sama, kedua obat ini digunakan sebagai antidiare. Lomotil bekerja dengan mencegah kejang pada otot-otot usus dengan membuatnya rileks. Obat ini juga mengobati diare dengan memperlambat fungsi usus.
Apakah lomotil pencahar?
Lomotil (difenoksilat dan atropin) adalah kombinasi obat antidiare, dan antikolinergik yang digunakan untuk mengobati diare.
Bisakah Diphenoxylate membuat Anda mabuk?
Meskipun difenoksilat secara kimiawi terkait dengan narkotika, ia tidak memiliki tindakan penghilang rasa sakit (analgesik) seperti kebanyakan narkotika lainnya. Namun, dalam dosis yang lebih tinggi, seperti narkotika lainnya, difenoksilat dapat menyebabkan euforia (peningkatan suasana hati) dan ketergantungan fisik.