Tantangan Internet of Things untuk industri konstruksi

Teknologi mendorong beberapa kemungkinan baru yang menarik dalam industri konstruksi, seperti akses seluler ke gambar arsitektur dan tagihan material, manajemen tenaga kerja jarak jauh, peningkatan keselamatan pekerja, dan pendekatan baru untuk setiap teknologi baru yang diterapkan di lokasi kerja. Dan IoT adalah bagian dari teknologi ke-21 kita di mana kita dapat mengakses perangkat apa pun dengan alamat IP yang dipantau dari jarak jauh dan bahkan dikelola sebagai bagian dari bisnis. Ini merupakan berkah sekaligus kutukan bagi CIO.

Berkat adalah data dan kontrol ekstra yang disediakan oleh Internet of Things, dan kita sekarang memiliki kemungkinan untuk mengakses data waktu nyata dari perangkat di lokasi kerja untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan. Kutukannya adalah melalui Internet of Things, kita juga memiliki sensor independen yang menghasilkan lebih dari 1 terabyte data per hari, serta data yang perlu diprioritaskan, dilindungi, dikelola, dan disimpan. Karena anggaran IT pembangun sangat rendah, bagaimana memaksimalkan useran Internet of Things dengan sumber daya terbatas menjadi tantangan.

Saat kita berupaya mengatasi dampak Internet of Things pada industri konstruksi, kita juga mempertimbangkan beberapa inovasi:

Pemantauan keamanan waktu nyata

Internet of Things menawarkan kemungkinan baru untuk membangun keamanan, terutama dengan pengembangan perangkat yang dapat dikenakan.

Internet of Things dapat digunakan untuk memantau masker keselamatan, helm dan rompi, menyediakan pembacaan detak jantung dan pernapasan secara real-time. Gelang sederhana memantau denyut nadi, suhu tubuh, dan tanda vital lainnya, memperingatkan user dan manajer tentang potensi bahaya kesehatan, seperti bahan kimia atau gas beracun, dan bahkan melacaknya berdasarkan kesehatan unik mereka.

Para inovator bangunan sedang mempertimbangkan peralatan baru untuk meningkatkan keselamatan, termasuk Internet of Things, misalnya, kerangka luar baja ringan yang dapat menangani pengangkatan berat atau untuk aplikasi tertentu. Seperti perangkat lainnya, exoskeleton ini dilengkapi dengan sensor yang tidak hanya memantau kinerja perangkat tetapi juga memantau kondisi operator.

Drone di tempat kerja

Internet of Things juga mendukung alat teknologi baru. Misalnya, drone menjadi alat yang semakin berguna di lokasi kerja karena mereka memberikan pandangan sekilas ke gedung. Mereka juga digunakan untuk aplikasi tertentu, seperti memeriksa lokasi yang sulit dijangkau, misalnya, drone dapat melihat bagian luar gedung bertingkat, yang terlalu berbahaya bagi inspektur manusia.

Namun, drone perlu dipantau dan dikelola. Permintaan Otoritas Penerbangan untuk pendaftaran drone juga telah mendorong permintaan akan operator yang terampil dan langkah-langkah keselamatan. Jika drone gagal, jatuh dari udara atau terjadi kecelakaan, semua pihak yang terlibat, termasuk kontraktor, akan bertanggung jawab.

Untuk alat baru ini, Internet of Things sangat berharga karena menyediakan data operasional untuk fungsi waktu nyata, memperingatkan operator akan kegagalan yang akan datang, dan menangkap detail operasional jika terjadi kecelakaan. Pikirkan “kotak hitam” dari drone jarak jauh.

Tantangan Internet of Things untuk industri konstruksi

Meskipun Internet of Things memiliki potensi besar dalam industri konstruksi, ada banyak faktor yang membatasi penerapannya di bidang ini.

Masalah yang paling jelas adalah manajemen data. Jika setiap perangkat IoT menghasilkan 1TB data per hari, apa yang terjadi jika data ini dikalikan dengan 50 perangkat? Jumlah data IoT yang dihasilkan melebihi kapasitas sebagian besar jaringan. Meskipun Anda dapat memproses data ini, Anda tetap perlu memprioritaskan data yang masuk untuk respons waktu nyata. Misalnya, jika IoT adalah bagian dari strategi keamanan yang lebih besar, Anda harus memproses pembacaan kesehatan pekerja secara real time. Lalu bagaimana dengan pengelolaan data? Bagaimana Anda tahu ketika seorang pekerja melepas helm atau rompi keselamatan adalah positif palsu, bukan masalah kesehatan? Kita juga mengalami masalah dalam memelihara jaringan langsung untuk memproses data. Untuk gedung baru, pembangun harus membangun jaringan nirkabel untuk mengakomodasi lalu lintas data, termasuk bandwidth yang cukup untuk menangani lalu lintas data. Kita perlu mempertimbangkan keadaan khusus, misalnya, batang baja di gedung-gedung tinggi dapat memblokir komunikasi data nirkabel. Selain itu, lokasi konstruksi jarak jauh di mana akses telekomunikasi tidak memungkinkan, seperti memasang panel surya di padang pasir? Internet of Things akan membutuhkan dukungan TI di tempat, yang berarti lebih banyak peralatan dan orang.

Akhirnya, kita harus mempertimbangkan biaya dan pengembalian Internet of Things. Perusahaan konstruksi tidak pernah memiliki anggaran TI yang besar. Jika tidak ada bukti ROI, jelas sulit untuk mendapatkan persetujuan staf dan biaya infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung Internet of Things di lokasi konstruksi. Efisiensi dan analisis dari Internet of Things dapat dengan cepat memulihkan biaya, tetapi beberapa perintis bangunan diperlukan sebagai pengadopsi awal untuk membuktikan nilai Internet of Things bagi industri konstruksi.

Sumber: jaringan rumah IOT