Devaluasi | Apa itu, Ciri-ciri, Jenis, Penyebab, Akibat, Contoh

Devaluasi adalah topik yang mencakup berbagai ide dan strategi dalam dunia ekonomi dan keuangan. Kebijakan ini sering kali menimbulkan perdebatan sengit di kalangan ekonom, politisi, dan masyarakat umum. Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang apa itu devaluasi, mengapa hal ini dilakukan, dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian suatu negara.

Pendahuluan

Salah satu aspek terpenting suatu negara atau wilayah adalah sektor keuangan, fungsi utamanya adalah memfasilitasi pertukaran yang terjadi antar mata uang dan juga bertanggung jawab untuk mengatur dan memobilisasinya, dengan menggunakan bank sebagai sarana utama. Penting untuk disebutkan bahwa faktor utama dalam sistem keuangan adalah mata uang dan dapat terkena situasi tertentu yang dapat sangat mempengaruhinya, misalnya devaluasi.

Dalam dunia ekonomi yang semakin terhubung secara global, nilai tukar mata uang memegang peranan penting dalam menentukan kesehatan ekonomi suatu negara. Devaluasi, sebagai salah satu kebijakan moneter yang kontroversial, telah menjadi subjek perdebatan yang intens di kalangan para ahli ekonomi dan pembuat kebijakan. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang devaluasi, mulai dari definisi, alasan di baliknya, hingga dampaknya terhadap berbagai aspek perekonomian.

Apa itu devaluasi?

Devaluasi adalah suatu keadaan yang terjadi ketika terjadi penurunan atau hilangnya nilai nominal suatu mata uang dibandingkan dengan mata uang asing lainnya, yang dapat disebabkan oleh serangkaian faktor yang berbeda.

Memahami Konsep Devaluasi

Devaluasi adalah kebijakan moneter di mana pemerintah atau bank sentral secara sengaja menurunkan nilai mata uang nasional terhadap mata uang asing atau standar moneter tertentu, seperti emas. Ini biasanya dilakukan dalam sistem nilai tukar tetap, di mana nilai mata uang dikaitkan dengan mata uang lain atau komoditas tertentu.

Penting untuk membedakan devaluasi dari depresiasi. Sementara devaluasi adalah tindakan yang disengaja oleh otoritas moneter, depresiasi terjadi secara alami di pasar valuta asing sebagai hasil dari kekuatan permintaan dan penawaran. Keduanya menghasilkan penurunan nilai mata uang, tetapi melalui mekanisme yang berbeda.

Alasan Di Balik Kebijakan Devaluasi

Salah satu aspek penting untuk dipertimbangkan adalah alasan mengapa suatu negara memilih untuk melakukan devaluasi mata uangnya. Beberapa motivasi utama di balik kebijakan ini antara lain:

  1. Meningkatkan daya saing ekspor: Dengan menurunkan nilai mata uang, barang-barang yang diproduksi di dalam negeri menjadi lebih murah bagi pembeli asing, sehingga potensial meningkatkan volume ekspor.
  2. Mengurangi defisit neraca perdagangan: Devaluasi dapat membantu menyeimbangkan neraca perdagangan dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor.
  3. Mengatasi krisis ekonomi: Dalam situasi krisis, devaluasi bisa menjadi alat untuk menstabilkan ekonomi dan menarik investasi asing.
  4. Meningkatkan cadangan devisa: Dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, devaluasi dapat membantu meningkatkan cadangan devisa negara.

Devaluasi terdiri dari apa?

Devaluasi suatu mata uang pada dasarnya terdiri dari hilangnya nilai yang dimilikinya dibandingkan dengan mata uang asing lainnya, yaitu berkurangnya paritas emas yang dimiliki mata uang tersebut. Proses devaluasi ini membawa serta serangkaian konsekuensi penting yang dapat mempengaruhi sistem keuangan suatu tempat. Ini juga terdiri dari penetapan harga emas yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mata uang negara yang melakukan devaluasi.

Karakteristik

Di antara ciri-ciri utama yang dapat ditemukan dalam devaluasi mata uang adalah sebagai berikut:

  • Ini adalah jenis prosedur keuangan.
  • Hanya dapat disajikan di suatu negara atau sekelompok negara yang tunduk pada standar emas.
  • Dapat dilakukan secara bertahap atau setiap hari melalui sistem penyesuaian kecil.
  • Ketika hal ini terjadi, mata uang yang terkena dampak menjadi lebih murah di pasar internasional.
  • Ini adalah representasi dari indikator buruk dalam istilah ekonomi.
  • Merupakan cerminan hilangnya kekuatan ekonomi suatu negara dibandingkan pesaing internasionalnya.
  • Mereka menjadi resmi setelah bank sentral suatu negara meresmikannya.

Jenis devaluasi

Ada beberapa jenis devaluasi moneter yang dapat terjadi dalam sistem keuangan, yaitu sebagai berikut:

  • Devaluasi kompetitif: terjadi ketika dua negara bersaing dalam perang mata uang untuk menempatkan salah satu negara di atas negara lain dengan tujuan meningkatkan pertukaran komersial.
  • Devaluasi internal: dalam hal ini dilakukan upaya untuk meningkatkan persaingan melalui devaluasi sebagai strategi untuk dapat melakukan serangkaian penyesuaian pendapatan, upah dan mengurangi defisit.
  • Devaluasi fiskal: pada devaluasi jenis ini terjadi pengurangan pajak yang telah ditetapkan oleh Negara dengan tujuan utama untuk mendorong ekspor dan menurunkan harga produk lokal.

Penyebab

Sebenarnya ada beberapa penyebab yang dapat menyebabkan terjadinya devaluasi mata uang suatu negara. Pertama, hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya kepercayaan terhadap perekonomian atau stabilitasnya. Perang, terorisme, dan utang pemerintah menyebabkan nilai mata uang terdevaluasi karena investor, baik nasional maupun internasional, mencoba membawa uang mereka ke luar negeri.

Bisa juga disebabkan oleh adanya defisit yang cukup besar pada neraca perdagangan, sehingga ketika jumlah produk yang diimpor ternyata jauh lebih besar dibandingkan dengan produk yang diekspor maka terjadilah defisit dan dengan demikian, kita perlu membeli mata uang asing dalam jumlah yang lebih besar untuk dapat menghadapi defisit.

Dengan tujuan mengurangi dan menghentikan impor guna memberikan perlindungan yang lebih besar terhadap perekonomian lokal, Bank Sentral dapat mendevaluasi mata uang sehingga produk yang berasal dari luar negeri memiliki biaya yang lebih tinggi; Hal ini bertujuan untuk menguntungkan produksi dalam negeri karena penduduk akan mengkonsumsi produk nasional dalam jumlah yang lebih besar dan mengesampingkan ekspor.

Konsekuensi

Banyak akibat yang mungkin timbul bila terjadi devaluasi mata uang di suatu tempat, di antaranya disebutkan sebagai berikut:

  • Inflasi yang lebih besar dan kenaikan suku bunga disebabkan karena mata uang menurunkan nilai belinya secara signifikan dan karena harga dan berbagai transaksi tertinggal dibandingkan nilai riil.
  • Adanya dampak negatif terhadap gaji dan tabungan masyarakat dan menyebabkan masyarakat menjadi semakin miskin.
  • Hutang yang dibayar dengan menggunakan jenis mata uang yang didevaluasi kehilangan nilainya dan kekayaannya kemudian diteruskan kepada kreditor.
  • Hal ini juga dapat menyebabkan negara tersebut memiliki tingkat daya saing yang lebih tinggi dalam hal ekspor karena ketika nilai tukar menurun, produk menjadi lebih murah untuk diperoleh, terutama yang berasal dari luar negeri dan hal ini mendorong negara asing untuk ingin memperoleh produk dalam negeri.
  • Karena mata uangnya lebih murah, pariwisata dapat didorong karena negara tersebut menjadi daya tarik yang lebih menarik karena biayanya yang rendah.
  • Ketika mata uang terdevaluasi, hal ini juga dapat menyebabkan produk nasional dibeli dalam jumlah yang lebih besar dan frekuensi yang lebih besar.

Dampak Devaluasi Terhadap Perekonomian

Dampak devaluasi terhadap perekonomian suatu negara bisa sangat kompleks dan beragam. Beberapa efek utama yang perlu diperhatikan meliputi:

  1. Inflasi: Devaluasi cenderung meningkatkan harga barang-barang impor, yang dapat menyebabkan inflasi.
  2. Daya beli masyarakat: Penurunan nilai mata uang dapat mengurangi daya beli masyarakat, terutama untuk barang-barang impor.
  3. Utang luar negeri: Bagi negara dengan utang luar negeri yang besar, devaluasi dapat meningkatkan beban pembayaran utang tersebut.
  4. Investasi asing: Devaluasi bisa menarik investasi asing karena aset dalam negeri menjadi lebih murah bagi investor asing.
  5. Sektor pariwisata: Bagi negara yang bergantung pada pariwisata, devaluasi bisa meningkatkan jumlah wisatawan asing karena biaya liburan menjadi lebih terjangkau.

Contoh devaluasi

Beberapa contoh devaluasi moneter yang dialami dunia dibahas di bawah ini.

  • Devaluasi peso Argentina pada tahun 2020: peso Argentina adalah mata uang yang mengalami devaluasi paling besar. Pada tahun 2020, nilainya terdevaluasi sebesar 8%, terutama karena pandemi Covid-19. Kenaikan dolar mempunyai pengaruh yang besar terhadap devaluasi ini, begitu pula dengan kurangnya investasi dan ketegangan yang diakibatkan oleh negosiasi ulang utang. Contohnya bisa dilihat pada uang kertas terakhir yang dikeluarkan negara pada tahun 2017 yang bernilai $1000, saat ini uang kertas tersebut hanya bernilai $8,44.
  • Devaluasi peso Meksiko pada tahun 1994: pada tahun ini, negara tersebut mengalami krisis ekonomi besar yang disebabkan oleh kurangnya cadangan internasional, yang menyebabkan peso Meksiko terdevaluasi. Konsekuensi dari devaluasi ini dikenal sebagai “efek tequila” dan “kesalahan Desember”. Penyebab utamanya adalah ketidakseimbangan yang tidak berkelanjutan, defisit fiskal dan komersial, serta serangkaian obligasi yang dibeli dan dijual dalam peso Meksiko tetapi harus dibayar dalam dolar.
  • Devaluasi dolar pada tahun 1971: pada bulan Mei 1971, Amerika Serikat mengalami defisit dalam sistem keuangannya untuk pertama kalinya pada abad ke-19. Menghadapi situasi ini, Perjanjian Bretton Woods ditinggalkan dan dolar menjadi mata uang fiat. Situasi ini terutama disebabkan oleh perjanjian tersebut di atas dan oleh Perang Vietnam yang kini berdampak pada negara dalam bidang ekonomi dan militer.

Adalah Presiden Nixon yang, pada tanggal 15 Agustus di tahun yang sama, memerintahkan penutupan jendela pertukaran emas dengan dolar dan dengan demikian mengakhiri masalah ini, mengubah sejarah perekonomian negara secara penting. Sejak saat itu, serangkaian tindakan mulai dilakukan untuk menghindari krisis ekonomi dan pajak baru ditetapkan untuk mendukung perekonomian dan impor negara.

Studi Kasus Devaluasi di Indonesia

Indonesia memiliki sejarah panjang dengan kebijakan devaluasi, terutama selama era Orde Baru. Salah satu contoh paling signifikan adalah devaluasi rupiah pada tahun 1997-1998 selama krisis keuangan Asia.

Pada saat itu, nilai rupiah jatuh drastis terhadap dolar AS, dari sekitar Rp 2.600 per dolar AS menjadi lebih dari Rp 14.000 per dolar AS pada puncak krisis. Meskipun ini lebih merupakan depresiasi daripada devaluasi yang disengaja, dampaknya terhadap perekonomian Indonesia sangat besar.

Krisis ini mengakibatkan inflasi yang tinggi, pengangguran massal, dan ketidakstabilan politik yang akhirnya menyebabkan jatuhnya rezim Orde Baru. Namun, dalam jangka panjang, devaluasi ini juga memaksa Indonesia untuk melakukan reformasi ekonomi yang signifikan, yang membantu meletakkan dasar bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil di masa depan.

Keuntungan dan Kerugian Devaluasi

Keuntungan Devaluasi:

  • Meningkatkan daya saing ekspor
  • Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor ekspor
  • Memperbaiki neraca perdagangan

Kerugian Devaluasi:

  • Meningkatkan inflasi
  • Mengurangi daya beli masyarakat
  • Meningkatkan beban utang luar negeri
  • Potensial menimbulkan ketidakstabilan ekonomi jangka pendek

Langkah-langkah Implementasi Devaluasi:

  1. Analisis kondisi ekonomi
  2. Konsultasi dengan lembaga keuangan internasional
  3. Persiapan kebijakan pendukung
  4. Pengumuman dan implementasi
  5. Monitoring dan evaluasi dampak

FAQ

Apa perbedaan antara devaluasi dan depresiasi?

Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang yang disengaja oleh pemerintah atau bank sentral, sedangkan depresiasi adalah penurunan nilai mata uang yang terjadi secara alami di pasar valuta asing.

Apakah devaluasi selalu berdampak positif bagi ekonomi?

Tidak selalu. Meskipun devaluasi dapat meningkatkan daya saing ekspor, ia juga dapat menyebabkan inflasi dan mengurangi daya beli masyarakat. Dampaknya tergantung pada kondisi ekonomi spesifik suatu negara.

Bagaimana devaluasi mempengaruhi investasi asing?

Devaluasi dapat membuat aset dalam negeri lebih menarik bagi investor asing karena harganya menjadi lebih murah dalam mata uang asing. Namun, hal ini juga dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi negara tersebut.

Apakah Indonesia masih menerapkan kebijakan devaluasi?

Sejak krisis keuangan Asia 1997-1998, Indonesia telah beralih ke sistem nilai tukar mengambang terkendali. Dalam sistem ini, nilai rupiah ditentukan oleh pasar, tetapi Bank Indonesia dapat melakukan intervensi jika diperlukan untuk menstabilkan nilai tukar.

Bagaimana cara melindungi diri dari dampak negatif devaluasi?

Beberapa strategi termasuk diversifikasi portofolio investasi, menyimpan sebagian aset dalam mata uang asing, dan berinvestasi dalam aset riil seperti properti atau emas.

Devaluasi adalah kebijakan moneter yang kompleks dengan dampak luas terhadap perekonomian. Meskipun dapat memberikan dorongan jangka pendek bagi sektor ekspor, dampak jangka panjangnya perlu dipertimbangkan dengan hati-hati. Bagi Indonesia, pengalaman masa lalu dengan devaluasi telah memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kebijakan ekonomi yang hati-hati dan berkelanjutan.

Referensi:

  1. Bank Indonesia. “Sistem Moneter”. https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/default.aspx
  2. Otoritas Jasa Keuangan. “Sistem Moneter”. https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Sistem-Moneter.aspx
  3. Bank Indonesia. “Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR)”. https://www.bi.go.id/id/statistik/informasi-kurs/jisdor/Default.aspx
  4. Tambunan, Tulus. (2010). The Indonesian Experience with Two Big Economic Crises. Modern Economy, 1(03), 156-167.
  5. Hill, Hal. (2000). The Indonesian Economy. Cambridge University Press.

Related Posts

Fungsi Pasar Saham: Pengertian dan Cara Kerjanya

Pasar saham adalah tempat di mana saham perusahaan diperdagangkan, baik antara investor individu maupun lembaga. Pasar saham memiliki peran penting dalam perekonomian global dan membantu menghubungkan perusahaan…

Perbedaan Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional

Perbankan merupakan elemen penting dalam sistem keuangan modern, menyediakan berbagai layanan keuangan bagi individu, bisnis, dan institusi. Di Indonesia dan banyak negara lain, terdapat dua sistem perbankan…

Hipotek: Pengertian, Jenis, Proses, dan Contoh Penerapannya

Hipotek adalah salah satu bentuk pinjaman yang biasanya digunakan untuk membeli properti, seperti rumah atau tanah, di mana properti itu sendiri dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman tersebut….

Perbedaan Marketplace dan E-Commerce: Konsep, Keunggulan, dan Contoh

Marketplace dan e-commerce adalah dua istilah yang sering digunakan dalam dunia belanja online. Keduanya memungkinkan transaksi jual beli secara digital, tetapi ada perbedaan mendasar dalam model bisnis,…

Kartu Debit: Pengertian, Fungsi, Keuntungan, dan Cara Menggunakannya

Kartu debit adalah salah satu alat pembayaran non-tunai yang populer digunakan di seluruh dunia. Berbeda dengan kartu kredit, kartu debit terhubung langsung dengan rekening bank pemiliknya, sehingga…

Memahami Kebutuhan Dasar: Definisi, Jenis, dan Contoh

Kebutuhan dasar adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia agar bisa hidup dengan sehat, nyaman, dan bermartabat. Kebutuhan ini menjadi fondasi bagi kesejahteraan manusia, karena tanpa pemenuhan…