Ekonomi normatif | Apa itu, Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi, Contoh

Ekonomi normatif adalah sebuah pendekatan dalam ilmu ekonomi yang melibatkan penilaian subjektif dan pertimbangan etis. Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang konsep penting ini dan bagaimana pengaruhnya terhadap pembuatan kebijakan ekonomi dan sosial.

Pendahuluan

Ekonomi normatif merupakan cabang ilmu ekonomi yang berkaitan dengan penilaian subjektif dan pertimbangan nilai dalam analisis ekonomi. Berbeda dengan ekonomi positif yang berfokus pada fakta dan data objektif, ekonomi normatif melibatkan pandangan etis dan moral tentang apa yang “seharusnya” terjadi dalam sistem ekonomi.

Apa itu ekonomi normatif?

Ilmu ekonomi normatif merupakan salah satu cabang teori ekonomi yang fungsi utamanya adalah memunculkan asumsi-asumsi mengenai hal-hal yang sebaiknya dilakukan dalam bidang ekonomi dengan memperhatikan penilaian pribadi dan rasional.

Pengertian ekonomi normatif

Ilmu ekonomi normatif atau disebut juga kebijakan ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi yang fungsi utamanya mengusulkan serangkaian rekomendasi, kebijakan, dan tindakan tentang apa yang harus selalu dilakukan berdasarkan teori ekonomi. Ia kemudian bertanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan terbaik yang dapat ditetapkan dan selanjutnya menerapkan pengetahuan terkait ekonomi positif untuk mencapainya.

Hal ini dapat didefinisikan sebagai jenis ilmu ekonomi yang mencoba melakukan analisis tentang bagaimana, idealnya dan dalam keadaan positif, perekonomian harus berfungsi. Dengan demikian, perekonomian dipandang sebagai subjek juga harus mempunyai kemampuan untuk mampu mengeluarkan pendapat mengenai kebijakan ekonomi dan mengevaluasi hasilnya, menggolongkannya baik atau buruk.

Definisi dan Konsep Dasar Ekonomi Normatif

Ekonomi normatif dapat didefinisikan sebagai pendekatan dalam ilmu ekonomi yang melibatkan penilaian subjektif tentang apa yang dianggap baik atau buruk, adil atau tidak adil, dan diinginkan atau tidak diinginkan dalam konteks ekonomi. Pendekatan ini sering digunakan dalam pembuatan kebijakan ekonomi dan analisis kesejahteraan sosial.

Beberapa konsep kunci dalam ekonomi normatif meliputi:

  1. Keadilan distributif
  2. Efisiensi Pareto
  3. Fungsi kesejahteraan sosial
  4. Teori pilihan publik

Perbedaan antara Ekonomi Normatif dan Ekonomi Positif

Salah satu aspek penting untuk dipertimbangkan adalah perbedaan antara ekonomi normatif dan ekonomi positif. Ekonomi positif berfokus pada fakta dan hubungan sebab-akibat yang dapat diverifikasi secara empiris. Sebaliknya, ekonomi normatif melibatkan penilaian nilai dan rekomendasi kebijakan berdasarkan prinsip-prinsip etis atau moral.

Contoh pernyataan ekonomi positif:
“Kenaikan upah minimum sebesar 10% menyebabkan peningkatan pengangguran sebesar 2%.”

Contoh pernyataan ekonomi normatif:
“Pemerintah seharusnya menaikkan upah minimum untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja.”

Ciri-ciri ilmu ekonomi normatif

Di antara fitur-fitur utamanya adalah sebagai berikut:

  • Hal ini didasarkan pada teori ekonomi.
  • Memberikan pendapat secara subyektif.
  • Dibuat berdasarkan penilaian nilai dan etika.
  • Memiliki kemampuan untuk memandu pembelian baik di luar atau dalam wilayah tertentu.
  • Bertanggung jawab untuk menetapkan tujuan yang, secara teori, harus dicapai.
  • Mempertimbangkan sudut pandang ekonom.
  • Hal ini juga mencakup aspek-aspek yang terkait dengan kesejahteraan dan keadilan karena mencakup gagasan mengenai alokasi sumber daya, kebijakan negara atau publik, dan indikator sosial.
  • Ekonomi normatif menitikberatkan pada nilai keadilan ekonomi.

Klasifikasi

Tidak ada klasifikasi khusus ilmu ekonomi normatif karena jenis kegiatan ini hanya didasarkan pada analisis dan penilaian untuk menyelesaikan varian yang muncul melalui pertanyaan mendasar dan penting: Apa yang harus dilakukan ? atau Apa yang bisa dilakukan? Yang dapat dilakukannya adalah mengutarakan berbagai jenis pendapat mengenai situasi yang terjadi dalam kerangka ekonomi tertentu untuk kemudian meyakinkan dalam pengambilan keputusan.

Persamaannya dengan ekonomi positif

Persamaan utama yang ada antara ilmu ekonomi positif dan ilmu ekonomi normatif adalah bahwa kedua ilmu tersebut berupaya mengatasi fenomena yang berkaitan dengan perekonomian, dengan kata lain berusaha menemukan distribusi sumber daya yang memadai ketika timbul keterbatasan.

Lebih jauh lagi, melalui ilmu ekonomi positif dimungkinkan untuk memahami dan mengetahui berbagai teori yang dapat diverifikasi dan melalui ilmu ekonomi normatif dimungkinkan untuk memulai dari unsur-unsur atau hasil-hasil tersebut dan kemudian menciptakan serangkaian gagasan baru yang dapat dikembangkan dengan tujuan untuk memahami cara masuk. dimana kerangka ekonomi harus berjalan, maka dapat dikatakan bahwa ilmu-ilmu tersebut merupakan ilmu-ilmu yang mempunyai keterkaitan yang signifikan satu sama lain.

Pentingnya

Ilmu ekonomi normatif merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi yang cukup penting karena meskipun pernyataan normatifnya dibuat secara umum dan subjektif, namun dapat berfungsi sebagai saluran untuk mengusulkan pemikiran yang lebih inovatif. Pendapat ini kemudian dapat menjadi dasar perubahan apa pun yang diperlukan untuk mencapai potensi terbesar dalam mentransformasi suatu proyek tertentu.

Selain itu, ilmu ekonomi normatif mempunyai kapasitas yang besar untuk dapat melakukan modifikasi penting terhadap tujuan-tujuan tersebut untuk kemudian membentuknya sesuai kebutuhan, dengan memperhatikan data yang diberikan oleh ilmu ekonomi positif dan dengan demikian permasalahan dapat diselesaikan dengan lebih efektif dan tepat waktu. pada saat yang sama. tujuan-tujuan ini dapat ditingkatkan. Ilmu ekonomi normatif bisa sangat berguna dalam membangun dan menghasilkan ide-ide baru dari berbagai perspektif.

Contoh ilmu ekonomi normatif

Beberapa contoh ilmu ekonomi normatif disebutkan di bawah ini:

  • Bila diketahui bahwa gaji yang diterima penduduk kota lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di pedesaan, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya gelombang migrasi besar-besaran ke kota. Kemudian ilmu ekonomi normatif dapat menetapkan bahwa depopulasi di pedesaan tidak dapat berdampak positif bagi perekonomian dan kemudian merekomendasikan pemberian subsidi kepada masyarakat yang tinggal di pedesaan agar selisih gajinya berkurang.
  • Di pemerintahan tertentu, kenaikan gaji dapat dilakukan untuk mengatasi kemiskinan.
  • Pembayaran pajak dinaikkan hanya bagi orang-orang yang mempunyai daya beli besar atau yang merupakan jutawan.

Peran Ekonomi Normatif dalam Pembuatan Kebijakan

Ekonomi normatif memainkan peran penting dalam proses pembuatan kebijakan ekonomi. Para pembuat kebijakan sering menggunakan pendekatan normatif ketika mempertimbangkan berbagai pilihan kebijakan dan dampaknya terhadap masyarakat. Ini melibatkan penilaian tentang apa yang dianggap “baik” atau “adil” untuk masyarakat secara keseluruhan.

Beberapa area di mana ekonomi normatif memiliki pengaruh signifikan terhadap pembuatan kebijakan meliputi:

  • Kebijakan perpajakan
  • Program kesejahteraan sosial
  • Regulasi lingkungan
  • Kebijakan perdagangan internasional

Kritik dan Tantangan terhadap Ekonomi Normatif

Meskipun ekonomi normatif memberikan wawasan berharga dalam analisis ekonomi, pendekatan ini juga menghadapi beberapa kritik dan tantangan. Salah satu kritik utama adalah subjektivitas yang melekat dalam penilaian normatif, yang dapat menyebabkan perbedaan pendapat dan kesulitan dalam mencapai konsensus.

Tantangan lain yang dihadapi ekonomi normatif meliputi:

  • Kesulitan dalam mengukur dan membandingkan utilitas antar individu
  • Potensi bias dalam penilaian nilai
  • Kompleksitas dalam menentukan fungsi kesejahteraan sosial yang optimal

Keuntungan Ekonomi Normatif:

  • Mempertimbangkan aspek etis dan moral dalam analisis ekonomi
  • Membantu dalam pembuatan kebijakan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan sosial
  • Mendorong diskusi dan debat tentang nilai-nilai sosial dan ekonomi

Langkah-langkah Penerapan Ekonomi Normatif:

  1. Identifikasi masalah ekonomi atau sosial
  2. Analisis dampak potensial dari berbagai pilihan kebijakan
  3. Evaluasi pilihan berdasarkan kriteria normatif (misalnya keadilan, efisiensi)
  4. Formulasi rekomendasi kebijakan
  5. Implementasi dan monitoring kebijakan

Fitur Utama Ekonomi Normatif:

  • Fokus pada penilaian “apa yang seharusnya”
  • Melibatkan pertimbangan etis dan moral
  • Berperan penting dalam pembuatan kebijakan ekonomi
  • Mendorong diskusi tentang nilai-nilai sosial dan ekonomi

FAQ

Apa perbedaan utama antara ekonomi normatif dan ekonomi positif?

Ekonomi normatif melibatkan penilaian subjektif dan pertimbangan nilai, sementara ekonomi positif berfokus pada fakta dan hubungan sebab-akibat yang dapat diverifikasi secara empiris.

Bagaimana ekonomi normatif mempengaruhi pembuatan kebijakan?

Ekonomi normatif membantu pembuat kebijakan dalam mengevaluasi berbagai pilihan kebijakan berdasarkan kriteria etis dan moral, serta dampaknya terhadap kesejahteraan sosial.

Apa contoh pernyataan ekonomi normatif?

Contoh pernyataan ekonomi normatif adalah “Pemerintah seharusnya meningkatkan pajak bagi orang kaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi.”

Apa tantangan utama dalam penerapan ekonomi normatif?

Tantangan utama meliputi subjektivitas dalam penilaian, kesulitan dalam mengukur utilitas antar individu, dan kompleksitas dalam menentukan fungsi kesejahteraan sosial yang optimal.

Bagaimana ekonomi normatif berkontribusi pada diskusi tentang keadilan sosial?

Ekonomi normatif mendorong diskusi tentang nilai-nilai sosial dan ekonomi, membantu masyarakat dan pembuat kebijakan dalam mempertimbangkan aspek keadilan dan etika dalam keputusan ekonomi.

Referensi:

  1. Hausman, D. M., & McPherson, M. S. (2006). Economic Analysis, Moral Philosophy, and Public Policy. Cambridge University Press.
  2. Robbins, L. (1932). An Essay on the Nature and Significance of Economic Science. Macmillan.
  3. Sen, A. (1987). On Ethics and Economics. Blackwell Publishing.
  4. Blaug, M. (1992). The Methodology of Economics: Or, How Economists Explain. Cambridge University Press.
  5. Hands, D. W. (2012). The Positive-Normative Dichotomy and Economics. In U. Mäki (Ed.), Philosophy of Economics (pp. 219-239). North-Holland.
  6. Putnam, H. (2002). The Collapse of the Fact/Value Dichotomy and Other Essays. Harvard University Press.
  7. Fleurbaey, M. (2008). Fairness, Responsibility, and Welfare. Oxford University Press.
  8. Atkinson, A. B. (2009). Economics as a Moral Science. Economica, 76(s1), 791-804.
  9. Hausman, D. M. (2018). Philosophy of Economics. In E. N. Zalta (Ed.), The Stanford Encyclopedia of Philosophy. Stanford University.
  10. Reiss, J. (2013). Philosophy of Economics: A Contemporary Introduction. Routledge.

Related Posts

Cara Menilai Nilai Aset dalam Investasi Properti

Investasi properti adalah salah satu bentuk investasi yang populer karena menawarkan potensi keuntungan jangka panjang sekaligus stabilitas. Namun, sebelum memutuskan untuk membeli properti, kita harus tahu cara…

Hubungan Defisit Dengan Utang Publik

Defisit merupakan istilah yang umum digunakan dalam konteks ekonomi untuk menggambarkan keadaan di mana pengeluaran melebihi pendapatan dalam suatu periode tertentu. Konsep ini dapat diterapkan pada berbagai…

Deflasi Dan Hubungannya Dengan Inflasi

Deflasi dan inflasi adalah dua fenomena ekonomi yang berlawanan, yang masing-masing memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian suatu negara. Memahami deflasi dan hubungannya dengan inflasi sangat penting untuk…

Tipe-Tipe Agen Ekonomi: Konsumen, Produsen, dan Pemerintah

Dalam ilmu ekonomi, agen ekonomi adalah individu atau kelompok yang membuat keputusan terkait dengan alokasi sumber daya. Agen ekonomi memainkan peran penting dalam sistem ekonomi karena mereka…

Strategi Pengusaha Dalam Membangun Bisnis

Membangun bisnis bukanlah tugas yang mudah. Diperlukan perencanaan yang matang, keterampilan yang mumpuni, dan strategi yang tepat agar bisnis dapat tumbuh dan bertahan dalam persaingan. Pengusaha yang…

Faktor yang Mempengaruhi Beban Operasional Perusahaan

Beban operasional perusahaan adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Beban ini mencakup berbagai jenis biaya, seperti biaya bahan baku, gaji karyawan, sewa, utilitas,…