Hukum Hubble | Apa itu, siapa yang mengusulkannya, sejarah, penjelasan, rumus

Ketika kita memandang langit malam yang penuh bintang, kita mungkin bertanya-tanya tentang misteri alam semesta yang luas. Salah satu misteri terbesar yang telah dipecahkan oleh para ilmuwan adalah bagaimana alam semesta berperilaku dalam skala besar. Hukum Hubble adalah kunci untuk memahami fenomena ini, memberikan wawasan mendalam tentang ekspansi alam semesta yang terus berlangsung.

Pendahuluan

Hukum Hubble, yang dirumuskan oleh Edwin Hubble pada tahun 1929, adalah salah satu penemuan paling penting dalam bidang kosmologi modern. Penemuan ini tidak hanya mengubah pemahaman kita tentang alam semesta, tetapi juga meletakkan dasar untuk teori Big Bang yang terkenal. Mari kita jelajahi lebih dalam tentang hukum ini dan implikasinya terhadap pemahaman kita tentang kosmos.

Hukum Hubble adalah hukum yang mengukur jarak antar galaksi dan dinamai berdasarkan nama belakang seorang astronom bergengsi yang dikenal sejak abad ke-20. Edwin Powell Hubble bertanggung jawab atas perumusannya dan hukum tersebut membawa kita pada model alam semesta yang mengembang dan, kembali ke masa lalu, ke teori Big Bang. Ini dirumuskan pertama kali pada tahun 1929.

Hukum Hubble

Apa hukum Hubble?

Ini adalah hukum yang menetapkan bahwa semakin besar jarak yang dimiliki suatu galaksi, semakin besar pula kecepatannya menjauh dari kita, sehingga hukum ini memberi tahu kita bahwa benda-benda besar di alam semesta kita terus-menerus bergerak menjauhi satu sama lain, menyebabkan pemuaian yang tidak berubah-ubah. .

Asal Usul Hukum Hubble

Untuk memulai, mari kita telusuri asal usul Hukum Hubble. Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, melakukan pengamatan yang mengubah pandangan kita tentang alam semesta. Dengan menggunakan teleskop 100 inci di Observatorium Mount Wilson, Hubble mengamati bahwa galaksi-galaksi di luar Bima Sakti tampak bergerak menjauh dari kita.

Hubble tidak hanya mengamati pergerakan galaksi, tetapi juga menemukan pola yang menarik. Dia menyadari bahwa semakin jauh sebuah galaksi, semakin cepat galaksi tersebut bergerak menjauh. Penemuan ini menjadi dasar dari apa yang kita kenal sekarang sebagai Hukum Hubble.

Bab 2: Formulasi Matematika Hukum Hubble

Salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan adalah formulasi matematika dari Hukum Hubble. Hukum ini dinyatakan dalam persamaan sederhana namun kuat:

v = H₀ × d

Di mana:

  • v adalah kecepatan resesional (kecepatan galaksi menjauh dari kita)
  • H₀ adalah konstanta Hubble
  • d adalah jarak galaksi dari kita

Konstanta Hubble (H₀) adalah parameter kunci dalam kosmologi modern. Nilainya telah diperbarui beberapa kali sejak penemuan awal Hubble, dengan estimasi terbaru sekitar 70 kilometer per detik per megaparsec.

Bab 3: Implikasi Hukum Hubble terhadap Teori Kosmologi

Aspek kritis yang perlu digali adalah implikasi Hukum Hubble terhadap teori kosmologi. Penemuan bahwa alam semesta mengembang memiliki konsekuensi mendalam bagi pemahaman kita tentang asal usul dan evolusi kosmos.

Hukum Hubble memberikan bukti kuat untuk teori Big Bang, yang menyatakan bahwa alam semesta berawal dari keadaan yang sangat panas dan padat sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu. Jika kita “memutar balik” ekspansi ini, kita akan sampai pada titik awal yang disebut singularitas kosmik.

Selain itu, Hukum Hubble juga membantu ilmuwan dalam mengestimasi usia alam semesta. Dengan mengetahui tingkat ekspansi saat ini, para kosmolog dapat memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan alam semesta untuk mencapai ukurannya yang sekarang.

Bab 4: Perkembangan Terbaru dalam Pemahaman Hukum Hubble

Bidang kosmologi terus berkembang, dan pemahaman kita tentang Hukum Hubble pun terus diperbarui. Salah satu perkembangan terpenting dalam beberapa tahun terakhir adalah penemuan bahwa ekspansi alam semesta sebenarnya semakin cepat.

Penemuan ini, yang menghasilkan Hadiah Nobel Fisika 2011, mengarah pada konsep energi gelap – suatu bentuk energi misterius yang tampaknya mendorong akselerasi ekspansi kosmik. Ini menambahkan lapisan kompleksitas baru pada pemahaman kita tentang Hukum Hubble dan dinamika alam semesta secara keseluruhan.

Keuntungan Memahami Hukum Hubble:

  • Memberikan wawasan tentang struktur dan evolusi alam semesta
  • Mendukung teori Big Bang
  • Membantu mengestimasi usia alam semesta
  • Mengarah pada penemuan energi gelap

Langkah-langkah untuk Memahami Hukum Hubble:

  1. Mempelajari dasar-dasar kosmologi
  2. Memahami konsep redshift dan blueshift
  3. Mempelajari formulasi matematika Hukum Hubble
  4. Mengikuti perkembangan terbaru dalam penelitian kosmologi

Fitur Utama Hukum Hubble:

  • Menjelaskan hubungan linear antara jarak dan kecepatan galaksi
  • Memberikan bukti ekspansi alam semesta
  • Menjadi dasar untuk estimasi usia alam semesta
  • Mengarah pada penemuan-penemuan baru dalam kosmologi

FAQ

Apa itu Hukum Hubble?

Hukum Hubble adalah prinsip dalam kosmologi yang menyatakan bahwa galaksi-galaksi bergerak menjauh dari kita dengan kecepatan yang sebanding dengan jaraknya dari kita. Ini menunjukkan bahwa alam semesta sedang mengembang.

Bagaimana Hukum Hubble bekerja?

Hukum Hubble bekerja dengan mengamati pergeseran merah (redshift) cahaya dari galaksi-galaksi jauh. Semakin besar pergeseran merahnya, semakin cepat galaksi tersebut bergerak menjauh, dan semakin jauh jaraknya dari kita.

Apa manfaat dari Hukum Hubble?

Manfaat utama Hukum Hubble adalah memberikan bukti kuat untuk ekspansi alam semesta, mendukung teori Big Bang, dan membantu ilmuwan mengestimasi usia alam semesta. Ini juga telah mengarah pada penemuan-penemuan baru seperti energi gelap.

Apakah ada keterbatasan dalam Hukum Hubble?

Ya, ada beberapa keterbatasan. Misalnya, Hukum Hubble hanya berlaku untuk skala besar dan jarak yang sangat jauh. Pada skala lokal, gaya gravitasi dapat mengatasi ekspansi kosmik. Selain itu, pengukuran konstanta Hubble masih menjadi subjek perdebatan di kalangan ilmuwan.

Bagaimana saya bisa mulai mempelajari lebih lanjut tentang Hukum Hubble?

Untuk mulai mempelajari Hukum Hubble, Anda bisa memulai dengan buku-buku pengantar kosmologi, mengikuti kursus online tentang astronomi, atau menonton video-video edukatif dari sumber-sumber terpercaya seperti NASA atau universitas-universitas terkemuka.

Hukum Hubble terus menjadi salah satu pilar utama dalam pemahaman kita tentang alam semesta. Dari asal usulnya yang sederhana namun revolusioner, hingga implikasinya yang luas terhadap kosmologi modern, Hukum Hubble telah membentuk cara kita memandang kosmos. Sementara penelitian terus berlanjut dan teknologi observasi terus berkembang, kita dapat mengharapkan wawasan baru dan mungkin bahkan penemuan yang mengejutkan yang akan memperdalam pemahaman kita tentang prinsip fundamental ini.

Siapa yang mengusulkan hukum Hubble

Hukum Hubble dirumuskan pertama kali oleh Edwin Hubble pada tahun 1929. Ia melakukan perbandingan berbeda untuk membandingkan jarak antar galaksi dengan pergeseran merah masing-masing akibat resesi yang terjadi di antara keduanya, sehingga diperoleh adanya hubungan linier antara kedua besaran tersebut. dan koefisien proporsionalitasnya adalah konstanta Hubble.

Latar belakang

Pendahulu utama hukum Hubble adalah pengamatan yang dilakukan oleh berbagai fisikawan dan matematikawan yang mempelajari hubungan antara ruang dan waktu melalui persamaan yang dibuat Einstein sehubungan dengan relativitas umum.

Pada tahun 1922, Alexander Friedman mendemonstrasikan bahwa alam semesta mempunyai kapasitas untuk mengembang dengan kecepatan yang dapat dihitung dengan persamaan. Faktor ini dikenal sebagai faktor skala dan memberikan konstanta proporsionalitas terhadap hukum.

Gagasan tentang keberadaan ruang-waktu berkembang semakin kuat dan mengarah pada terciptanya teori kosmologi seperti Big Bang dan Steady State.

Sebelum kosmologi modern dikembangkan, terdapat perdebatan dan diskusi besar mengenai ukuran dan bentuk alam semesta. Pada tahun 1920, terjadi perdebatan terkenal antara Harlow Shapley dan Heber D. Curtis mengenai masalah ini. Shapley percaya pada gagasan adanya alam semesta kecil yang ukurannya sama dengan Bima Sakti dan Curtis berpendapat bahwa alam semesta lebih besar. Masalah ini akan teratasi pada dekade berikutnya dengan pengamatan Hubble yang lebih baik.

Sejarah

Pada tahun 1925, astronom Amerika Edwin Hubble menunjukkan kepada komunitas ilmiah bahwa ada lebih banyak hal di alam semesta selain Bima Sakti dan ada banyak kelompok bintang yang terpisah dari dunia kita.

Kemudian pada tahun 1929, Hubble mengumumkan penemuan baru yang mengubah astronomi sepenuhnya. Dengan keunggulan teleskop yang telah ditingkatkan, Hubble mulai memperhatikan bahwa cahaya yang berasal dari galaksi-galaksi ini bergeser ke arah ujung merah spektrum karena efek Doppler, yang menunjukkan bahwa galaksi-galaksi tersebut sebenarnya sedang menjauh dari kita.

Hubble menyimpulkan bahwa galaksi-galaksi dan gugus-gugus galaksi bergerak saling menjauh dengan kecepatan tinggi, sehingga alam semesta semakin membesar. Faktanya, semua galaksi yang kita lihat berwarna agak merah karena adanya perpindahan.

Hukum Hubble menjelaskan

Hukum tersebut menetapkan bahwa alam semesta kita terdiri dari banyak galaksi, semuanya berbeda, dan galaksi-galaksi tersebut mempunyai pergerakan yang berasal dari satu titik. Hukum ini juga memberikan metode ringkas untuk melakukan pengukuran kecepatan suatu galaksi terhadap kecepatan galaksi kita. Hukum tersebut telah berhasil menunjukkan bahwa semakin jauh galaksi-galaksi tersebut, maka galaksi-galaksi tersebut dapat saling menjauh dengan kecepatan yang semakin tinggi.

Ini menjelaskan kepada kita bahwa semua galaksi menjauh dari planet kita sesuai dengan jaraknya. Teori ini membantah teori bahwa alam semesta kita bersifat statis.

Cara mudah untuk memahaminya adalah dengan membayangkan balon yang mengembang setengah, balon tersebut melambangkan alam semesta beberapa waktu setelah Big Bang. Kita berada di pusat dunia. Jika kita terus mengembang balon, yang setara dengan berlalunya waktu, kita akan melihat bahwa semua titik pada balon bergerak menjauhi kita, seperti yang dijelaskan oleh hukum Hubble.

Rumus

Hukum Hubble terdiri dari persamaan yang menyatakan bahwa: Kecepatan = Ho x jarak, dengan kata lain kecepatan adalah kecepatan resesi galaksi. Dalam rumusnya, Ho adalah sebuah konstanta, yang dikenal sebagai konstanta Hubble dan inilah yang menentukan laju ekspansi alam semesta. Jarak mewakili perbedaan antara galaksi dan galaksi lain yang dijadikan perbandingan. Ho=70 kilometer/detik per mega parsec atau 3,26 juta tahun cahaya.

Konstanta

Ini adalah konstanta proporsionalitas yang diberikan dalam bentuk matematika pada hukum Hubble. Sebelumnya ditampilkan dengan angka nilai tetap, namun seiring berjalannya waktu parameternya berubah. Melalui persamaan teori relativitas umum dapat dibuktikan bahwa umur alam semesta berhubungan dengan konstanta Hubble dan alam semesta.

Masalah apa yang ditimbulkan oleh hukum Hubble?

Masalah utama yang menyebabkan ketidaksepakatan dengan hukum Hubble adalah ekstrapolasi kosmologis yang lebih dipaksakan. Mungkin teori tersebut memiliki beberapa kesalahan sistematis dalam cara kita memperkirakan H (0) dari H (1100). Terlebih lagi, alam semesta kita telah banyak berubah dalam 13,4 miliar tahun terakhir.

Fenomena lain yang melanggar hukum disebut singularitas. Saat ini, hukum fisika tidak mendalilkan Big Bang sebagai peristiwa yang mempunyai penjelasan ilmiah, atau setidaknya tidak terjadi dalam jangka waktu sebelum 10-43 detik pertama. Fisikawan menyebut periode waktu ini sebagai dinding Planck.

Referensi:

  1. Hubble, E. (1929). A Relation between Distance and Radial Velocity among Extra-Galactic Nebulae. Proceedings of the National Academy of Sciences, 15(3), 168-173.
  2. Perlmutter, S., et al. (1999). Measurements of Ω and Λ from 42 High-Redshift Supernovae. The Astrophysical Journal, 517(2), 565.
  3. Riess, A. G., et al. (1998). Observational Evidence from Supernovae for an Accelerating Universe and a Cosmological Constant. The Astronomical Journal, 116(3), 1009.
  4. Planck Collaboration. (2020). Planck 2018 results. VI. Cosmological parameters. Astronomy & Astrophysics, 641, A6.
  5. Freedman, W. L., et al. (2019). The Carnegie-Chicago Hubble Program. VIII. An Independent Determination of the Hubble Constant Based on the Tip of the Red Giant Branch. The Astrophysical Journal, 882(1), 34.
  6. NASA. (2021). Hubble’s Law and the Expanding Universe. https://science.nasa.gov/astrophysics/focus-areas/what-is-dark-energy/hubbles-law-and-the-expanding-universe

Related Posts

Teori String: Menguak Misteri Alam Semesta

Teori string adalah salah satu konsep paling menarik dan kompleks dalam fisika teoretis modern. Mari kita jelajahi dunia mikroskopis ini dan bagaimana teori ini berusaha menjelaskan misteri terdalam…

Bola langit | Apa itu, Ciri-ciri, Sejarah, Harmoni, Revolusi

Ketika kita mendongak ke langit malam yang cerah, kita disuguhkan pemandangan menakjubkan berupa bola langit yang dipenuhi bintang-bintang berkilauan. Bola langit, atau celestial sphere dalam bahasa Inggris, adalah konsep…

Neutrino: Partikel Misterius yang Menembus Alam Semesta

Ketika kita berbicara tentang partikel subatomik, neutrino mungkin bukan yang pertama kali terlintas dalam pikiran kita. Namun, partikel misterius ini memainkan peran penting dalam pemahaman kita tentang alam semesta. Mari kita…

Albert Einstein: Jenius Fisika yang Mengubah Pandangan Kita tentang Alam Semesta

Ketika kita berbicara tentang fisika modern dan pemahaman kita tentang alam semesta, satu nama yang tidak bisa diabaikan adalah Albert Einstein. Einstein bukan hanya seorang ilmuwan jenius, tetapi juga ikon…

Teori Geosentris | Apa itu, sejarah, dalil, ciri-ciri, kepentingan

Ketika kita berbicara tentang teori geosentris, kita memasuki sebuah bab menarik dalam sejarah pemikiran manusia tentang alam semesta. Teori ini, yang pernah menjadi pandangan dominan selama berabad-abad, menawarkan…

Materi Gelap: Misteri Terbesar di Alam Semesta

Ketika kita memandang langit malam yang penuh bintang, kita mungkin berpikir bahwa kita melihat seluruh isi alam semesta. Namun, ilmu pengetahuan modern telah mengungkapkan bahwa sebagian besar alam semesta…