Pendahuluan
Pengetahuan empiris adalah fondasi dari metode ilmiah dan pemahaman kita tentang dunia fisik. Konsep ini merujuk pada pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman langsung, observasi, dan eksperimen, bukan melalui teori atau kepercayaan abstrak. Dalam artikel ini, kita akan menggali aspek-aspek kunci dari pengetahuan empiris dan bagaimana hal ini memengaruhi kehidupan sehari-hari serta perkembangan ilmu pengetahuan.
Apa itu pengetahuan empiris
Pengetahuan empiris, atau pengetahuan non-ilmiah, adalah jenis pengetahuan yang diperoleh melalui pengamatan dan percobaan terhadap suatu fenomena tertentu. Artinya, itulah yang kita pelajari setelah mengamati atau berinteraksi dengan makhluk hidup, objek, atau fenomena lain.
Pengetahuan empiris ditandai dengan didasarkan pada pengalaman pribadi dan membutuhkan penggunaan indera kita. Oleh karena itu, tergantung pada individu yang mempersepsikan fenomena tersebut.
Pengetahuan empiris juga bersifat praktis, karena memungkinkan kita untuk belajar tentang lingkungan di sekitar kita tanpa memerlukan jenis pengetahuan lain.
Misalnya, ketika seseorang pertama kali menyentuh amplas, mereka dapat merasakan tekstur kasar melalui sentuhan. Apa yang telah Anda pelajari dari pengalaman ini (merasakan materi) adalah bagian dari pengetahuan pengalaman Anda.
Pengetahuan empiris berbeda dengan pengetahuan ilmiah, karena pengetahuan ilmiah merupakan hasil penelitian dan percobaan dengan metode yang dapat diverifikasi dan diukur.
Ia juga dibedakan dari pengetahuan filosofis, yaitu semua pengetahuan yang diperoleh dari perenungan atas persoalan-persoalan subyektif. Atau ilmu agama, yaitu kepercayaan yang membentuk suatu agama dan dianggap sebagai kebenaran yang tidak perlu dipertanyakan lagi bagi penganut kepercayaan tersebut.
Asal Usul Pengetahuan Empiris
Untuk memulai, mari kita telusuri akar dari pengetahuan empiris. Istilah “empiris” berasal dari bahasa Yunani “empeirikos”, yang berarti “berpengalaman”. Filosofi ini dapat ditelusuri kembali ke pemikir-pemikir kuno seperti Aristoteles, yang menekankan pentingnya observasi dan pengalaman dalam memahami dunia.
Pengetahuan empiris didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman indrawi langsung atau melalui eksperimen dan observasi yang sistematis. Ini berbeda dengan pengetahuan a priori, yang diperoleh melalui penalaran logis tanpa bergantung pada pengalaman.
Ciri-ciri pengetahuan empiris
Salah satu aspek penting untuk dipertimbangkan adalah karakteristik utama dari pengetahuan empiris. Pengetahuan jenis ini memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari bentuk pengetahuan lainnya:
- Berbasis Observasi: Pengetahuan empiris selalu didasarkan pada pengamatan langsung atau tidak langsung terhadap fenomena yang dapat diukur.
- Dapat Diverifikasi: Klaim empiris harus dapat diuji dan diverifikasi oleh orang lain melalui pengamatan atau eksperimen yang serupa.
- Bersifat Tentatif: Pengetahuan empiris selalu terbuka untuk revisi berdasarkan bukti baru atau metode observasi yang lebih baik.
- Objektif: Berusaha untuk meminimalkan bias pribadi dan subjektivitas dalam pengumpulan dan interpretasi data.
Pengetahuan empiris atau non-ilmiah dicirikan dengan didasarkan pada pengalaman dan terbatas pada apa yang dapat dirasakan dengan indera, di antara ciri-ciri khas lainnya yang dirinci di bawah ini.
- Berdasarkan pengalaman
Untuk memperoleh pengetahuan empiris, perlu mengalami fenomena, yaitu berinteraksi dengan apa yang ingin dipelajari.
Misalnya, untuk memahami bagaimana rasanya berada di laut, Anda harus masuk ke dalamnya.
- Itu terbatas pada persepsi indrawi
Pengetahuan empiris hanya dapat dialami melalui panca indera, oleh karena itu, kurangnya atau perubahan salah satunya menyiratkan keterbatasan pengalaman. Dengan demikian, pengetahuan empiris yang diperoleh terbatas.
- Itu bisa subjektif
Pengetahuan empiris tergantung pada pengalaman masing-masing individu. Karena alasan ini, interpretasi atas apa yang dirasakan sulit diukur dan tidak dengan sendirinya merupakan kebenaran ilmiah. Individu yang berbeda mungkin memiliki pengalaman berbeda yang terpapar pada fenomena yang sama.
- Tidak selalu dapat diverifikasi
Pengetahuan empiris tidak dapat diverifikasi atau diukur dengan pasti. Misalnya, jika seseorang mengatakan bahwa mereka mengalami rasa sakit yang sangat parah setelah jatuh, tidak ada cara untuk mengetahui apakah yang mereka alami benar-benar menyakitkan seperti yang mereka katakan.
- Kurangnya metode
Tidak ada metode empiris standar untuk merekam atau mengukur pengalaman.
- Kesimpulan bersifat khusus
Pengetahuan empiris tidak dapat diterapkan pada semua fenomena. Misalnya, apakah seseorang alergi terhadap bunga hanyalah pengalamannya. Kesimpulan umum tidak bisa diterapkan karena tidak semua orang alergi terhadap bunga.
- Praktis
Pengetahuan empiris memiliki aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, memungkinkan kita untuk memahami fenomena sehari-hari sesuai dengan apa yang kita rasakan dengan indera kita, tetapi tidak digunakan untuk mengembangkan teori atau generalisasi.
Peran Pengetahuan Empiris dalam Metode Ilmiah
Pengetahuan empiris memainkan peran krusial dalam metode ilmiah, yang merupakan pendekatan sistematis untuk memahami dunia alam. Metode ilmiah melibatkan beberapa langkah kunci:
- Observasi: Mengamati fenomena alam.
- Hipotesis: Membuat dugaan tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi.
- Prediksi: Membuat prediksi berdasarkan hipotesis.
- Eksperimen: Merancang dan melakukan eksperimen untuk menguji prediksi.
- Analisis: Menganalisis hasil eksperimen.
- Kesimpulan: Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis.
Setiap langkah dalam proses ini bergantung pada pengumpulan dan interpretasi data empiris.
Contoh pengetahuan empiris
Berikut adalah beberapa contoh pengetahuan empiris yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:
- Rasakan aroma, rasa, dan sensasi termal laut untuk pertama kalinya.
- Pelajari bahwa mendekati api dapat menyebabkan panas yang ekstrim dan luka bakar.
- Temukan rasa dan tekstur makanan yang tidak kita ketahui.
- Belajar berjalan.
- Orang yang tinggal di dekat laut dan belajar berenang secara alami.
- Belajar berbicara.
- Memahami pengoperasian perangkat elektronik.
- Kaitkan jenis kekeruhan tertentu dengan datangnya hujan atau badai.
- Untuk belajar bahasa baru.
- Memahami siklus tanam dan panen sesuai musim cuaca.
- Memahami adat dan tradisi budaya lain melalui observasi.
- Ketahui waktu dan kedalaman air yang cocok untuk memancing.
- Kaitkan setiap musim dengan perubahan cuaca dan suhu tertentu.
- Kenali sensasi yang dihasilkan dengan memasukkan tangan ke dalam air es.
- Ketika anak-anak bercermin dan memahami bahwa mereka melihat diri mereka sendiri.
- Mengalami alergi terhadap beberapa makanan dan tidak memakannya lagi.
- Belajar naik sepeda.
- Lihat dan rasakan salju untuk pertama kalinya.
- Ketika, tanpa mengetahui cara memasak, kita mencampur makanan tertentu untuk dijadikan makanan.
- Mainkan video game baru.
- Ketika seorang ibu mengerti jika bayinya menangis karena lapar atau mengantuk.
Pengetahuan empiris dan ilmiah: 3 perbedaan utama
Pengetahuan empiris dan ilmiah adalah dua cara untuk memahami realitas. Namun, masing-masing memiliki metode dan sistem yang berbeda untuk menghasilkan pengetahuan baru, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1. Mereka memiliki metode yang berbeda
Pengetahuan empiris didasarkan pada pengalaman pribadi dan persepsi informasi melalui indera untuk menarik kesimpulan tentang realitas.
Seseorang yang tinggal dan bekerja di lapangan menetapkan hubungan tertentu antara suhu atau bentuk dan warna awan untuk mengasumsikan bahwa badai sedang mendekat. Orang ini telah mengalami beberapa badai dan telah menjalin hubungan antara variabel-variabel yang disebutkan di atas. Ini adalah pengetahuan empiris.
Pengetahuan ilmiah, pada bagiannya, didasarkan pada bukti dan penerapan metode standar untuk memverifikasi data dan menghasilkan pengetahuan.
Seseorang yang menerapkan pengetahuan ilmiah untuk memprediksi badai akan menggunakan metode yang dapat diverifikasi, seperti pengukuran tekanan atmosfer, suhu sekitar, arah angin, dll.
2. Pengetahuan ilmiah disistematisasikan
Pengetahuan ilmiah menyiratkan sistematisasi proses untuk menerapkan metode yang diperlukan. Sebagai contoh, investigasi lapangan memerlukan rancangan sebelumnya untuk menetapkan teknik analisis data mana yang akan diterapkan. Penelitian ilmiah tidak dapat dilakukan secara improvisasi.
Pengetahuan empiris tidak sistematis. Pengetahuan dihasilkan sesuai dengan pengalaman yang dirasakan oleh subjek.
Salah satu contohnya adalah banyak bayi belajar berjalan dalam proses yang serampangan: pertama mereka merangkak, lalu mengambil langkah pertama, dan mungkin merangkak lagi sebelum berjalan dengan benar.
3. Pengetahuan empiris tidak akurat
Pengetahuan empiris tidak tepat, karena mulai dari pengalaman individu, itu tergantung pada apa yang dirasakan masing-masing orang.
Contoh umum adalah deskripsi warna. Seseorang dapat melihat kotak berwarna biru dan mengatakan bahwa itu adalah “biru muda”. Orang lain akan melihat kotak yang sama dan berkata “biru muda”. Oleh karena itu, tidak ada ketelitian mengenai nama warna yang benar.
Pengetahuan ilmiah itu tepat, karena dapat diukur dan diverifikasi dengan instrumen dan teknik standar.
Sekelompok ilmuwan dapat mendeteksi dan membuktikan bahwa air ledeng kota telah melampaui tingkat merkuri yang diizinkan, yaitu lebih dari 0,001 mikrogram per liter.
Lihat juga:
- Empiris
- Empirisme
- Penyelidikan
- pengetahuan ilmiah
- jenis pengetahuan
- pengetahuan filosofis
Penerapan Pengetahuan Empiris dalam Kehidupan Sehari-hari
Meskipun sering dikaitkan dengan ilmu pengetahuan formal, pengetahuan empiris sebenarnya memiliki aplikasi luas dalam kehidupan sehari-hari kita. Dari keputusan sederhana seperti memilih rute perjalanan berdasarkan pengalaman lalu lintas sebelumnya, hingga keputusan kompleks dalam bisnis atau kebijakan publik, kita sering bergantung pada data empiris untuk membuat keputusan yang lebih baik.
Dalam dunia bisnis, misalnya, analisis data pelanggan dan uji pasar adalah contoh penggunaan pengetahuan empiris untuk mengambil keputusan strategis. Di bidang kesehatan, uji klinis obat-obatan dan studi epidemiologi adalah contoh penerapan metode empiris untuk meningkatkan kesehatan publik.
Keuntungan Pengetahuan Empiris:
- Meningkatkan pemahaman objektif tentang dunia
- Memungkinkan prediksi dan kontrol yang lebih baik atas fenomena alam
- Mendorong inovasi dan kemajuan teknologi
- Membantu dalam pengambilan keputusan berbasis bukti
Langkah-langkah Menerapkan Pendekatan Empiris:
- Identifikasi masalah atau pertanyaan
- Kumpulkan data melalui observasi atau eksperimen
- Analisis data secara objektif
- Tarik kesimpulan berdasarkan bukti
- Uji kesimpulan melalui replikasi atau studi lanjutan
Fitur Utama Pendekatan Empiris:
- Berbasis bukti
- Sistematis dan terstruktur
- Dapat direproduksi
- Terbuka terhadap revisi berdasarkan bukti baru
FAQ
Apa perbedaan antara pengetahuan empiris dan pengetahuan rasional?
Pengetahuan empiris diperoleh melalui pengalaman dan observasi langsung, sementara pengetahuan rasional diperoleh melalui penalaran logis dan deduksi. Keduanya sering bekerja bersama dalam metode ilmiah.
Bagaimana pengetahuan empiris berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan?
Pengetahuan empiris memungkinkan ilmuwan untuk menguji teori dan hipotesis melalui eksperimen dan observasi, yang pada gilirannya dapat mengkonfirmasi, memodifikasi, atau membantah pemahaman kita tentang dunia alam.
Apakah ada batasan dalam pengetahuan empiris?
Ya, ada beberapa batasan. Misalnya, tidak semua fenomena dapat diamati secara langsung, dan interpretasi data empiris dapat dipengaruhi oleh bias manusia. Selain itu, pengetahuan empiris terbatas pada apa yang dapat diobservasi dan diukur.
Bagaimana pengetahuan empiris berbeda dari pseudosains?
Pengetahuan empiris didasarkan pada observasi sistematis, eksperimen yang dapat direproduksi, dan analisis objektif. Pseudosains, sebaliknya, sering mengabaikan metode ilmiah dan bergantung pada anekdot, kepercayaan, atau logika yang cacat.
Bagaimana seseorang dapat meningkatkan kemampuan berpikir empirisnya?
Untuk meningkatkan pemikiran empiris, seseorang dapat:
- Belajar tentang metode ilmiah
- Berlatih membuat observasi yang cermat
- Belajar statistik dasar dan analisis data
- Mengembangkan skeptisisme yang sehat terhadap klaim tanpa bukti
- Membaca literatur ilmiah dan belajar bagaimana penelitian dilakukan
Pengetahuan empiris telah menjadi fondasi bagi kemajuan ilmiah dan teknologi yang kita nikmati hari ini. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip empiris, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik dan berkontribusi pada pemahaman kolektif kita tentang dunia. Meskipun memiliki batasan, pendekatan empiris tetap menjadi salah satu alat paling kuat yang kita miliki untuk mengungkap misteri alam dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
Referensi:
- Chalmers, A. F. (2013). What is this thing called science? Hackett Publishing.
- Okasha, S. (2016). Philosophy of science: Very short introduction. Oxford University Press.
- Popper, K. (2005). The logic of scientific discovery. Routledge.
- Kuhn, T. S. (2012). The structure of scientific revolutions. University of Chicago press.
- Bacon, F. (2000). The new organon. Cambridge University Press.
- Hume, D. (2003). A treatise of human nature. Courier Corporation.
- Carnap, R. (1995). An introduction to the philosophy of science. Courier Corporation.
- Ladyman, J. (2002). Understanding philosophy of science. Routledge.
- Godfrey-Smith, P. (2003). Theory and reality: An introduction to the philosophy of science. University of Chicago Press.
- Bortolotti, L. (2008). An introduction to the philosophy of science. Polity.