Relief: Jenis dan Contoh

Relief adalah salah satu bentuk seni rupa tiga dimensi yang dipahat atau diukir pada permukaan datar, sehingga menghasilkan gambar atau motif yang tampak menonjol dari latar belakangnya. Relief sering ditemukan pada dinding bangunan, monumen, atau candi, dan telah digunakan oleh berbagai peradaban di seluruh dunia, dari Mesir kuno hingga era modern. Artikel ini akan membahas secara rinci tentang karakteristik relief, jenis-jenisnya, teknik pembuatannya, serta contohnya dalam sejarah seni.

 


1. Definisi Relief

Secara harfiah, relief berasal dari kata Latin “relevo”, yang berarti mengangkat. Dalam konteks seni, relief adalah teknik di mana gambar atau motif dipahat atau diukir pada permukaan yang relatif datar, sehingga motif tersebut tampak menonjol atau terangkat dari latar belakangnya. Relief adalah perpaduan antara seni dua dimensi (karena biasanya berada di permukaan datar) dan seni tiga dimensi (karena motifnya memiliki kedalaman dan volume).

Relief sering ditemukan pada monumen sejarah, candi, bangunan keagamaan, serta berbagai artefak arkeologi. Selain itu, relief juga banyak digunakan dalam desain arsitektur sebagai elemen dekoratif pada dinding, tiang, atau pintu.


2. Jenis-Jenis Relief

Berdasarkan tingkat kedalaman dan ketinggian ukiran yang dihasilkan, relief dibagi menjadi beberapa jenis utama:

2.1. Relief Tinggi (High Relief atau Alto Relievo)

Relief tinggi adalah jenis relief di mana elemen-elemen yang diukir tampak sangat menonjol dari latar belakang, sering kali dengan kedalaman yang hampir mendekati pahat tiga dimensi penuh. Pada beberapa bagian, elemen patung bahkan dapat tampak jauh keluar dari permukaan, memberi kesan hampir terlepas dari latar belakangnya.

  • Karakteristik: Pada relief tinggi, sekitar lebih dari 50% dari volume objek dapat menonjol keluar dari latar belakang. Tekstur dan detail pada relief tinggi biasanya sangat jelas dan rinci.
  • Contoh: Relief tinggi sering ditemukan pada seni Romawi dan Yunani kuno, serta pada beberapa candi di India dan Kamboja. Salah satu contoh terkenal adalah relief pada Kuil Parthenon di Yunani.

2.2. Relief Rendah (Low Relief atau Bas-Relief)

Relief rendah adalah jenis relief di mana elemen yang diukir hanya sedikit menonjol dari latar belakang. Ukiran ini lebih halus dan tidak memiliki kedalaman yang signifikan, sehingga gambar atau motif terlihat lebih menyatu dengan permukaan.

  • Karakteristik: Pada relief rendah, hanya sebagian kecil dari objek yang menonjol dari permukaan, biasanya kurang dari 50%. Teknik ini sering digunakan untuk menciptakan gambar-gambar yang halus dan dekoratif.
  • Contoh: Relief rendah dapat ditemukan pada monumen Mesir kuno, seperti relief yang terdapat di Kuil Karnak dan Dinding Abu Simbel. Di Indonesia, relief rendah juga banyak ditemukan pada Candi Borobudur.

2.3. Relief Datar (Flat Relief atau Incised Relief)

Relief datar adalah jenis relief di mana gambar tidak menonjol keluar dari permukaan, melainkan diukir dengan cara menggali permukaan sehingga menghasilkan gambar yang tampak lebih dalam dari permukaan datar.

  • Karakteristik: Gambar atau motif dihasilkan dengan teknik ukiran yang lebih dalam, tetapi tetap mempertahankan bentuk gambar dua dimensi. Tidak ada elemen yang menonjol keluar dari permukaan.
  • Contoh: Relief datar sering ditemukan dalam seni prasejarah, seperti yang terlihat pada pahatan batu di gua-gua kuno. Contoh lainnya adalah pada beberapa ukiran hieroglif di Mesir kuno.

2.4. Relief Tenggelam (Sunken Relief)

Relief tenggelam adalah teknik di mana gambar atau motif diukir dengan cara memotong bagian dalam permukaan, bukan menonjolkan elemen dari latar belakang. Ini menghasilkan kesan bahwa gambar terletak di bawah permukaan latar belakang.

  • Karakteristik: Relief tenggelam tidak menghasilkan tonjolan dari permukaan latar belakang. Sebaliknya, motif yang diukir tampak berada di dalam lapisan permukaan, menciptakan efek visual yang unik.
  • Contoh: Relief tenggelam sering digunakan dalam seni Mesir kuno, terutama untuk ukiran di batu-batu keras seperti granit. Salah satu contoh terkenal adalah pahatan pada Kuil Kom Ombo di Mesir.

3. Teknik Pembuatan Relief

Teknik pembuatan relief sangat bervariasi tergantung pada bahan yang digunakan dan tingkat kedalaman yang ingin dicapai. Berikut adalah beberapa teknik utama dalam pembuatan relief:

3.1. Pahat (Carving)

Teknik pahat adalah metode yang paling umum digunakan dalam pembuatan relief. Dalam teknik ini, seniman menggunakan alat pahat untuk mengukir atau memahat permukaan material seperti batu, kayu, atau logam untuk menciptakan gambar atau motif yang diinginkan.

  • Bahan: Batu, kayu, dan logam adalah bahan yang paling umum digunakan dalam teknik pahat. Batu seperti marmer dan granit sering digunakan dalam relief pada bangunan bersejarah, sementara kayu lebih sering digunakan dalam seni dekoratif.
  • Contoh: Relief pada Candi Borobudur di Indonesia merupakan contoh terkenal dari teknik pahat batu.

3.2. Teknik Cetak (Casting)

Teknik cetak digunakan untuk membuat relief dari bahan-bahan cair yang dituangkan ke dalam cetakan, seperti logam cair, plester, atau tanah liat. Setelah bahan mengeras, cetakan dilepas dan relief terbentuk.

  • Bahan: Logam seperti perunggu atau kuningan, serta bahan seperti gipsum dan resin sering digunakan dalam teknik cetak.
  • Contoh: Relief perunggu sering ditemukan pada monumen dan patung-patung di taman-taman kota.

3.3. Teknik Model (Modeling)

Teknik model adalah metode di mana seniman membentuk relief dengan menambahkan dan membentuk bahan seperti tanah liat, lilin, atau plester. Teknik ini berbeda dari pahat karena melibatkan penambahan bahan daripada pengurangan.

  • Bahan: Tanah liat, lilin, dan plester sering digunakan dalam teknik model. Setelah dibentuk, relief sering kali dibakar atau dikeraskan untuk menjaga bentuknya.
  • Contoh: Relief tanah liat sering ditemukan dalam seni keramik dan dinding dekoratif.

3.4. Ukiran (Engraving)

Ukiran adalah teknik di mana seniman menggores atau mengukir permukaan material dengan alat tajam, seperti pisau atau burin, untuk menciptakan gambar yang lebih halus dan detail.

  • Bahan: Logam, kayu, dan batu sering digunakan dalam teknik ukiran. Teknik ini biasanya digunakan untuk menciptakan relief datar atau relief rendah.
  • Contoh: Ukiran pada monumen dan prasasti kuno sering menggunakan teknik ini, seperti hieroglif di Mesir kuno atau ukiran pada koin.

4. Fungsi dan Makna Relief

Relief memiliki berbagai fungsi dan makna, tergantung pada konteks budaya, sejarah, dan artistik di mana ia digunakan. Berikut adalah beberapa fungsi utama relief:

4.1. Fungsi Dekoratif

Relief sering digunakan sebagai elemen dekoratif pada bangunan, monumen, dan benda seni. Gambar-gambar yang dihasilkan biasanya bersifat ornamental, menghiasi dinding, tiang, atau pintu, tanpa makna simbolis yang mendalam.

  • Contoh: Banyak bangunan kuno dan modern menggunakan relief sebagai elemen dekoratif, seperti ornamen pada bangunan Klasik Yunani atau fasad gereja-gereja Gotik.

4.2. Fungsi Naratif

Dalam banyak kebudayaan, relief digunakan untuk menceritakan kisah atau kejadian penting. Pada relief naratif, gambar-gambar diukir untuk menggambarkan cerita sejarah, mitologi, atau kisah keagamaan.

  • Contoh: Relief pada Candi Borobudur menggambarkan kisah hidup Buddha, sementara relief pada tiang kemenangan Trajan di Roma menggambarkan kemenangan militer Kaisar Trajan.

4.3. Fungsi Simbolis dan Religius

Relief sering kali memiliki makna simbolis atau spiritual. Dalam konteks keagamaan, relief dapat digunakan untuk menggambarkan dewa-dewi, tokoh mitologi, atau adegan religius yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat.

  • Contoh: Relief pada kuil-kuil Hindu dan Buddha di Asia Tenggara sering menggambarkan dewa-dewi atau adegan dari kitab suci, seperti yang terdapat pada Candi Prambanan dan Candi Angkor Wat.

4.4. Fungsi Peringatan

Relief juga digunakan untuk memperingati peristiwa penting atau tokoh-tokoh bersejarah. Relief ini ditempatkan pada monumen atau bangunan untuk mengenang kemenangan militer, pemimpin besar, atau peristiwa nasional.

  • Contoh: Monumen Arc de Triomphe di Paris memiliki relief yang menggambarkan kemenangan militer Prancis, sementara Monumen Nasional di Jakarta memiliki relief yang menggambarkan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

5. Contoh Relief dalam Sejarah Seni

Relief telah digunakan oleh berbagai peradaban sepanjang sejarah seni. Berikut adalah beberapa contoh terkenal dari berbagai periode dan budaya:

5.1. Relief Mesir Kuno

Relief Mesir kuno sering digunakan untuk menggambarkan tokoh firaun, dewa-dewi, dan adegan kehidupan sehari-hari. Relief ini biasanya ditemukan pada dinding kuil dan makam, seperti di Kuil Karnak dan Lembah Para Raja.

5.2. Relief Yunani dan Romawi

Peradaban Yunani dan Romawi menggunakan relief untuk menghiasi kuil, monumen, dan bangunan publik lainnya. Relief Yunani sering menggambarkan adegan mitologi, sementara relief Romawi sering bersifat naratif, menggambarkan kemenangan militer dan peristiwa sejarah.

5.3. Relief Candi Borobudur

Candi Borobudur di Indonesia terkenal dengan relief-reliefnya yang menggambarkan cerita kehidupan Buddha dan ajaran-ajaran agama Buddha. Relief ini diukir di sepanjang dinding candi dan merupakan salah satu contoh seni relief paling kompleks di dunia.

5.4. Relief Gotik

Pada era Gotik, relief digunakan untuk menghiasi katedral dan gereja di seluruh Eropa. Relief Gotik sering menggambarkan adegan dari Alkitab dan digunakan untuk mengedukasi masyarakat yang tidak bisa membaca tentang kisah-kisah religius.


6. Kesimpulan

Relief adalah salah satu bentuk seni rupa yang unik, menggabungkan elemen-elemen dua dimensi dan tiga dimensi dalam satu karya. Relief dapat berfungsi sebagai elemen dekoratif, naratif, simbolis, atau peringatan, tergantung pada konteksnya. Dengan berbagai teknik seperti pahat, cetak, model, dan ukiran, relief telah digunakan dalam berbagai budaya dan peradaban sepanjang sejarah manusia. Dari relief Mesir kuno hingga Candi Borobudur, relief terus menjadi bagian penting dari warisan seni dan budaya dunia.

 

Related Posts

Manfaat Penginderaan Jauh Dalam Penelitian Geografi

Penginderaan jauh adalah teknik pengumpulan data atau informasi tentang objek atau fenomena di permukaan bumi tanpa kontak langsung, melainkan melalui alat atau sensor yang biasanya dipasang pada…

Dampak bencana alam terhadap kehidupan manusia dan lingkungan

Bencana alam adalah fenomena alam yang menyebabkan kerusakan besar pada lingkungan, infrastruktur, dan kehidupan manusia. Fenomena ini seringkali terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga, meskipun beberapa bencana…

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Lingkungan

Perubahan iklim telah menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi manusia dalam era modern. Fenomena ini ditandai oleh peningkatan suhu rata-rata bumi akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran…

Penyebab Utama Banjir di Daerah Perkotaan

Banjir adalah salah satu masalah utama yang sering dihadapi di daerah perkotaan, terutama di negara-negara dengan curah hujan tinggi. Fenomena ini terjadi ketika air meluap dan tidak…

Proses Pembentukan Batuan Metamorf di Alam

Batuan metamorf adalah jenis batuan yang terbentuk dari perubahan batuan sebelumnya (batuan asal atau protolith) akibat pengaruh tekanan, suhu tinggi, dan aktivitas kimia di dalam bumi. Proses…

Sejarah Perkembangan Ilmu Geodesi dari Masa ke Masa

Geodesi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, ukuran, dan gravitasi bumi serta lokasi objek di permukaan bumi. Perkembangan ilmu geodesi telah berlangsung selama ribuan tahun, dimulai dari pengamatan…