Bahasa adalah alat utama manusia untuk berkomunikasi, menyampaikan ide, emosi, dan informasi dalam berbagai konteks. Bahasa memiliki dua bentuk utama, yaitu bahasa lisan (berbicara) dan bahasa tulisan (menulis). Meski keduanya digunakan untuk berkomunikasi, ada perbedaan signifikan antara bahasa lisan dan tulisan dalam hal struktur, gaya, formalitas, dan penerapan. Memahami perbedaan ini membantu kita memilih cara komunikasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Artikel ini membahas perbedaan mendasar antara ragam bahasa lisan dan tulisan, karakteristik unik masing-masing, serta contoh untuk memperjelas konsep dan penerapannya dalam berbagai konteks.
1. Pengertian Bahasa Lisan dan Bahasa Tulisan
Bahasa Lisan
Bahasa lisan adalah bentuk bahasa yang diungkapkan secara langsung melalui suara, seperti dalam percakapan sehari-hari, pidato, diskusi, dan komunikasi verbal lainnya. Bahasa lisan melibatkan intonasi, ekspresi wajah, gerak tubuh, dan nada suara yang membantu memperjelas maksud pembicara. Biasanya, bahasa lisan cenderung lebih spontan dan fleksibel karena berlangsung secara langsung tanpa proses penyuntingan.
Contoh Bahasa Lisan: Ketika seseorang berbicara dengan temannya tentang rencana liburan, mereka mungkin mengatakan, “Eh, gimana kalau kita ke pantai minggu depan? Seru, kan?” Kalimat ini disampaikan secara spontan dan menggunakan bahasa santai.
Bahasa Tulisan
Bahasa tulisan adalah bentuk bahasa yang diungkapkan melalui teks tertulis, seperti dalam artikel, surat, laporan, atau pesan teks. Bahasa tulisan lebih terstruktur dan formal karena tidak melibatkan ekspresi wajah atau intonasi. Bahasa tulisan biasanya direncanakan dengan lebih matang, memiliki tata bahasa yang lebih lengkap, dan sering kali melalui proses penyuntingan untuk memastikan kejelasan dan ketepatan informasi.
Contoh Bahasa Tulisan: Dalam sebuah laporan, kalimat yang ditulis bisa berbunyi, “Berdasarkan hasil survei, ditemukan bahwa 70% responden lebih memilih berlibur ke pantai dibandingkan pegunungan.” Kalimat ini disusun secara formal dan terstruktur.
2. Karakteristik Bahasa Lisan dan Bahasa Tulisan
Karakteristik Bahasa Lisan
- Tidak Terencana: Bahasa lisan sering kali diucapkan secara spontan tanpa banyak persiapan. Ini membuatnya lebih fleksibel namun dapat terdengar kurang terstruktur.
- Penggunaan Intonasi dan Nada Suara: Intonasi dan nada suara dalam bahasa lisan membantu memperjelas emosi atau penekanan dalam kalimat, memberikan makna tambahan yang tidak hadir dalam tulisan.
- Adanya Gerak Tubuh dan Ekspresi Wajah: Bahasa lisan sering kali didukung oleh gestur dan ekspresi wajah, yang memperkaya makna kata yang diucapkan.
- Bersifat Langsung dan Interaktif: Bahasa lisan biasanya berlangsung dalam komunikasi langsung di mana pendengar dapat memberikan tanggapan secara real-time.
- Kosa Kata Sederhana: Bahasa lisan cenderung menggunakan kosa kata yang lebih sederhana dan informal, karena lebih berfokus pada kemudahan pemahaman.
Contoh Bahasa Lisan: Dalam sebuah percakapan santai, seseorang mungkin berkata, “Ya ampun, panas banget hari ini!” Ungkapan ini menunjukkan reaksi spontan yang dilengkapi dengan intonasi dan ekspresi wajah untuk memperjelas maksud pembicara.
Karakteristik Bahasa Tulisan
- Lebih Terstruktur: Bahasa tulisan biasanya lebih terencana dan terstruktur, karena penulis memiliki waktu untuk menyusun dan mengedit teks sebelum disampaikan.
- Penggunaan Tata Bahasa yang Lengkap: Bahasa tulisan menggunakan tata bahasa yang lengkap dan sesuai aturan agar mudah dipahami oleh pembaca.
- Keterbatasan Ekspresi Nonverbal: Dalam bahasa tulisan, ekspresi nonverbal tidak hadir, sehingga penulis harus menggunakan kata-kata dan tanda baca untuk menyampaikan emosi atau penekanan.
- Tidak Langsung: Komunikasi tulisan biasanya tidak berlangsung secara langsung, sehingga pembaca mungkin tidak dapat memberikan tanggapan seketika.
- Kosa Kata Lebih Bervariasi dan Formal: Bahasa tulisan umumnya menggunakan kosa kata yang lebih formal dan kaya untuk memperjelas pesan.
Contoh Bahasa Tulisan: Dalam artikel ilmiah, sebuah pernyataan mungkin ditulis seperti, “Temperatur tinggi secara signifikan mempengaruhi tingkat produktivitas kerja, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada berbagai kondisi lingkungan.” Kalimat ini disusun dengan bahasa formal dan berdasarkan struktur yang terencana.
3. Perbedaan antara Bahasa Lisan dan Bahasa Tulisan
a. Struktur Kalimat
- Bahasa Lisan: Kalimat dalam bahasa lisan sering kali tidak lengkap dan cenderung lebih sederhana. Penutur mungkin menggunakan kalimat pendek dan informal yang mudah dimengerti.
- Bahasa Tulisan: Kalimat dalam bahasa tulisan lebih lengkap, dengan struktur subjek, predikat, objek, dan keterangan yang jelas. Bahasa tulisan membutuhkan kelengkapan struktur agar mudah dipahami tanpa penjelasan tambahan.
Contoh Perbedaan Struktur:
- Bahasa Lisan: “Bentar ya, saya lagi sibuk.”
- Bahasa Tulisan: “Mohon tunggu sebentar, saya sedang sibuk saat ini.”
b. Tingkat Formalitas
- Bahasa Lisan: Cenderung lebih informal, terutama dalam percakapan sehari-hari. Gaya bahasa bisa berubah tergantung pada siapa lawan bicara, tetapi umumnya lebih santai.
- Bahasa Tulisan: Cenderung lebih formal, terutama dalam tulisan resmi seperti laporan, surat, atau dokumen akademis. Formalitas ini membantu menjaga kejelasan dan kredibilitas teks.
Contoh Perbedaan Formalitas:
- Bahasa Lisan: “Tolong, cepetan ya!”
- Bahasa Tulisan: “Mohon untuk segera menyelesaikan tugas ini secepat mungkin.”
c. Penggunaan Ekspresi Nonverbal
- Bahasa Lisan: Dalam komunikasi lisan, pembicara bisa menggunakan ekspresi wajah, gestur, dan nada suara untuk menyampaikan maksud lebih jelas. Ini dapat membantu pendengar memahami emosi atau nada pembicaraan.
- Bahasa Tulisan: Tidak memiliki ekspresi nonverbal, sehingga penulis harus memilih kata-kata dengan hati-hati dan mungkin menggunakan tanda baca seperti titik, koma, atau tanda seru untuk menunjukkan penekanan atau perasaan.
Contoh Penggunaan Ekspresi Nonverbal:
- Bahasa Lisan: “Wah, kamu benar-benar hebat!” (disampaikan dengan senyum dan nada kagum)
- Bahasa Tulisan: “Kamu benar-benar hebat!” (untuk menyampaikan maksud yang sama tanpa intonasi atau ekspresi wajah, sering kali diperlukan tanda seru)
d. Interaksi Langsung vs. Tidak Langsung
- Bahasa Lisan: Biasanya berlangsung secara langsung, di mana pendengar dapat merespons atau memberi umpan balik seketika. Ini menciptakan interaksi yang lebih dinamis.
- Bahasa Tulisan: Bersifat tidak langsung dan sering kali tidak mendapat tanggapan segera. Penulis mungkin tidak mengetahui reaksi pembaca hingga setelah teks dibaca.
Contoh Interaksi:
- Bahasa Lisan: Dalam sebuah diskusi, seseorang bisa langsung mengatakan, “Saya setuju dengan pendapat Anda,” sebagai respon terhadap argumen orang lain.
- Bahasa Tulisan: Dalam sebuah artikel atau esai, penulis mungkin menyatakan pendapat tanpa adanya umpan balik dari pembaca secara langsung.
e. Keterbatasan Waktu dan Penyuntingan
- Bahasa Lisan: Sering kali berlangsung spontan dan tidak memiliki waktu penyuntingan. Kesalahan dalam bahasa lisan, seperti pengulangan atau jeda, biasanya tidak menjadi masalah besar.
- Bahasa Tulisan: Penulis memiliki waktu untuk menyusun dan menyunting tulisannya sehingga teks lebih akurat, terstruktur, dan bebas dari kesalahan.
Contoh Keterbatasan Waktu dan Penyuntingan:
- Bahasa Lisan: “Ya, maksud saya… eh, begini, jadi…”
- Bahasa Tulisan: “Oleh karena itu, maksud saya adalah bahwa hal ini penting untuk diperhatikan.”
4. Contoh Penggunaan Ragam Bahasa Lisan dan Tulisan
Bahasa Lisan dalam Percakapan Sehari-hari
Dalam percakapan sehari-hari, bahasa lisan sering kali bersifat spontan, santai, dan tidak terlalu formal.
Contoh: Dua teman yang sedang membicarakan film mungkin berkata:
- “Eh, film yang tadi kita tonton seru banget, kan?”
- “Iya, terutama adegan terakhirnya. Keren abis!”
Percakapan ini menggunakan bahasa santai dengan struktur kalimat yang sederhana. Intonasi, gestur, dan ekspresi wajah turut memperkaya makna kata yang diucapkan.
Bahasa Tulisan dalam Artikel
Dalam artikel, bahasa yang digunakan lebih terstruktur dan formal. Setiap kalimat dipikirkan dengan baik untuk menyampaikan informasi secara jelas dan teratur.
Contoh: Pada artikel ilmiah, penulis mungkin menyatakan:
- “Penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan lingkungan meningkat setelah adanya kampanye kesadaran publik.”
Kalimat ini disusun secara terstruktur, tanpa adanya jeda atau pengulangan kata, dan menggunakan gaya bahasa yang lebih formal.
Bahasa Lisan dalam Pidato
Dalam pidato, bahasa lisan digunakan namun sering kali lebih terstruktur dan terencana dibandingkan percakapan sehari-hari. Pidato membutuhkan penggunaan nada suara dan intonasi untuk menekankan pesan utama.
Contoh: Dalam pidato peresmian sekolah baru, seorang pejabat mungkin berkata:
- “Kita semua berkumpul di sini hari ini untuk merayakan pembukaan sekolah baru yang akan memberikan pendidikan berkualitas kepada generasi muda kita.”
Intonasi dalam pidato digunakan untuk menekankan beberapa poin penting, dan kalimat diucapkan dengan tata bahasa yang lebih terstruktur.
Bahasa Tulisan dalam Surat Formal
Dalam surat formal, bahasa tulisan cenderung sangat terstruktur dan menggunakan tata bahasa yang sesuai aturan.
Contoh: Dalam surat permohonan, seseorang mungkin menulis:
- “Dengan ini saya mengajukan permohonan untuk berpartisipasi dalam program pelatihan yang akan diadakan pada tanggal 10 November 2023.”
Kalimat dalam surat ini dirancang untuk menyampaikan informasi dengan sopan dan jelas, serta menggunakan bahasa formal.
Kesimpulan
Bahasa lisan dan bahasa tulisan memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda dalam komunikasi. Bahasa lisan cenderung lebih spontan, sederhana, dan fleksibel, sering kali menggunakan ekspresi wajah dan intonasi untuk menyampaikan makna. Sebaliknya, bahasa tulisan lebih terstruktur dan formal, menggunakan tata bahasa yang tepat serta dirancang agar mudah dipahami oleh pembaca tanpa adanya ekspresi nonverbal.
Memahami perbedaan ini membantu kita dalam memilih ragam bahasa yang sesuai untuk berbagai situasi, baik dalam interaksi sehari-hari, komunikasi formal, maupun penyampaian ide atau informasi di media tulisan. Baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan memiliki keunikan masing-masing, yang jika digunakan dengan tepat dapat meningkatkan efektivitas komunikasi dan memperkuat penyampaian pesan.