Chordata adalah salah satu filum terbesar dalam kerajaan hewan (Animalia), mencakup berbagai hewan yang sangat beragam, mulai dari ikan, amfibi, reptil, burung, hingga mamalia (termasuk manusia). Hewan-hewan dalam filum Chordata memiliki beberapa ciri khas yang membedakan mereka dari filum hewan lainnya, seperti adanya notokorda, tali saraf dorsal berongga, celah faring, dan ekor post-anal pada suatu tahap dalam siklus hidup mereka.
Filum Chordata dibagi menjadi tiga subfilum utama: Cephalochordata, Urochordata, dan Vertebrata. Subfilum Vertebrata mencakup sebagian besar hewan yang kita kenal, karena mereka memiliki tulang belakang.
1. Pengertian Chordata
Filum Chordata adalah kelompok hewan yang memiliki ciri-ciri struktural tertentu pada tahap perkembangan embrio atau dewasa. Kata “Chordata” berasal dari kata notokorda, yang merupakan batang fleksibel yang terletak di sepanjang punggung hewan. Pada kebanyakan Chordata, notokorda berkembang menjadi tulang belakang (kolumna vertebralis) pada hewan dewasa.
Chordata terbagi ke dalam tiga subfilum utama:
- Cephalochordata: Contohnya adalah lancelet, hewan laut kecil yang mempertahankan ciri-ciri chordata sepanjang hidupnya.
- Urochordata: Contohnya adalah tunikata (ascidian), yang hanya menunjukkan ciri-ciri chordata pada tahap larva.
- Vertebrata: Subfilum yang mencakup sebagian besar hewan yang kita kenal sehari-hari, seperti ikan, burung, reptil, amfibi, dan mamalia.
Contoh sederhana:
Bayangkan filum Chordata sebagai “keluarga besar” yang beranggotakan banyak makhluk hidup beragam, dari ikan di lautan hingga manusia, yang semuanya memiliki beberapa ciri fisik yang sama di awal perkembangan.
2. Ciri-Ciri Utama Chordata
Semua hewan dalam filum Chordata memiliki ciri-ciri berikut pada tahap tertentu dalam siklus kehidupan mereka, meskipun beberapa dari ciri-ciri ini mungkin tidak terlihat pada hewan dewasa:
2.1. Notokorda
Notokorda adalah batang fleksibel yang terbuat dari sel-sel mesodermal, yang terletak di sepanjang bagian dorsal tubuh hewan. Notokorda berfungsi sebagai penopang utama tubuh pada tahap embrionik. Pada vertebrata, notokorda biasanya berkembang menjadi tulang belakang (vertebra), yang lebih kuat dan melindungi saraf pusat.
- Fungsi utama: Memberikan dukungan struktural dan membantu dalam pergerakan hewan.
Contoh sederhana:
Bayangkan notokorda seperti “batang penyangga” pada tenda. Pada hewan chordata, notokorda memberikan struktur dasar yang membantu hewan bergerak dengan stabil. Pada vertebrata, batang ini kemudian digantikan oleh tulang belakang yang lebih kuat.
2.2. Tali Saraf Dorsal Berongga
Tali saraf dorsal adalah struktur saraf yang terletak di atas notokorda. Pada banyak hewan, tali saraf ini berkembang menjadi sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Berbeda dengan filum lain yang memiliki tali saraf ventral (terletak di bagian bawah tubuh), chordata memiliki tali saraf dorsal, atau di bagian punggung.
- Fungsi utama: Mengontrol gerakan dan fungsi tubuh melalui sinyal saraf.
Contoh sederhana:
Bayangkan tali saraf dorsal sebagai “kabel listrik” yang membawa sinyal dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh. Pada vertebrata, kabel ini dilindungi oleh tulang belakang (vertebra) untuk menghindari kerusakan.
2.3. Celah Faring (Faringeal)
Pada tahap perkembangan embrio, semua chordata memiliki celah faring atau celah insang. Pada ikan dan beberapa hewan air lainnya, celah ini berkembang menjadi insang yang digunakan untuk bernapas. Pada hewan darat, celah ini mungkin hanya muncul selama perkembangan embrionik dan kemudian berkembang menjadi bagian lain dari tubuh, seperti tulang rahang, telinga bagian tengah, atau kelenjar tiroid.
- Fungsi utama: Pada hewan air, celah ini digunakan untuk respirasi. Pada hewan darat, berperan dalam pembentukan struktur wajah dan leher.
Contoh sederhana:
Bayangkan celah faring seperti “ventilasi” di dinding ruangan. Pada ikan, ventilasi ini digunakan untuk bertukar gas (bernapas), sedangkan pada manusia, ventilasi ini berkembang menjadi bagian wajah dan leher.
2.4. Ekor Post-anal
Semua chordata memiliki ekor post-anal pada tahap perkembangan embrionik, yang terletak di belakang anus. Pada beberapa spesies, ekor ini tetap ada sepanjang hidup, sedangkan pada spesies lain, ekor ini menghilang atau menjadi sangat kecil pada tahap dewasa (misalnya, pada manusia).
- Fungsi utama: Ekor membantu dalam gerakan dan keseimbangan pada banyak hewan.
Contoh sederhana:
Bayangkan ekor seperti “roda kemudi” pada perahu. Pada beberapa hewan, ekor digunakan untuk membantu mereka bergerak dengan lebih efisien di air atau saat berlari. Pada manusia, ekor ini pada akhirnya hilang selama perkembangan embrio.
3. Subfilum dalam Chordata
Filum Chordata dibagi menjadi tiga subfilum berdasarkan perbedaan struktural dan perkembangan:
3.1. Cephalochordata
Subfilum ini mencakup hewan yang disebut lancelet (atau amphioxus). Hewan ini hidup di dasar laut dan mempertahankan semua ciri-ciri chordata sepanjang hidupnya. Mereka memiliki notokorda, tali saraf dorsal berongga, celah faring, dan ekor post-anal yang terlihat jelas.
- Ciri khas: Notokorda tetap ada sepanjang hidupnya, dan mereka tidak memiliki tulang belakang.
Contoh sederhana:
Bayangkan lancelet seperti “versi mini” hewan chordata yang tidak pernah berkembang menjadi hewan bertulang belakang. Mereka tetap sederhana, tetapi masih memiliki semua ciri khas chordata.
3.2. Urochordata
Subfilum Urochordata mencakup hewan yang disebut tunikata atau ascidian. Hewan ini hidup di laut, dan bentuk larvanya memiliki semua ciri chordata, termasuk notokorda dan ekor. Namun, saat dewasa, mereka kehilangan sebagian besar dari ciri ini dan menjadi organisme yang menetap di dasar laut.
- Ciri khas: Bentuk larva menunjukkan ciri-ciri chordata, tetapi saat dewasa, mereka menjadi hewan yang tidak bergerak dan kehilangan notokorda serta tali saraf dorsal.
Contoh sederhana:
Bayangkan tunikata seperti “kepompong” pada ulat. Saat larva, mereka bisa bergerak dan memiliki ciri-ciri chordata, tetapi saat dewasa, mereka menetap dan tidak lagi menunjukkan semua ciri tersebut.
3.3. Vertebrata
Subfilum Vertebrata adalah kelompok terbesar dalam Chordata dan mencakup hewan-hewan yang memiliki tulang belakang. Vertebrata mencakup ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia (termasuk manusia). Vertebrata umumnya memiliki tubuh yang lebih kompleks, dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh tulang belakang.
- Ciri khas: Memiliki tulang belakang yang menggantikan notokorda pada tahap dewasa, serta sistem saraf pusat yang berkembang dengan baik.
Contoh sederhana:
Bayangkan vertebrata seperti “bangunan modern” yang memiliki kerangka kuat (tulang belakang) untuk melindungi bagian-bagian penting di dalamnya, seperti saraf dan otak.
4. Kelas-Kelas dalam Subfilum Vertebrata
Subfilum Vertebrata dibagi lagi menjadi beberapa kelas berdasarkan karakteristik morfologi dan biologis mereka. Berikut adalah beberapa kelas utama:
4.1. Pisces (Ikan)
Ikan adalah vertebrata yang hidup di air dan bernapas melalui insang. Mereka memiliki tubuh yang ditutupi sisik dan sirip untuk bergerak di dalam air. Ada dua jenis utama ikan: ikan bertulang rawan (seperti hiu) dan ikan bertulang sejati (seperti ikan mas).
- Ciri khas: Bernapas dengan insang, memiliki sirip, dan tubuh ditutupi sisik.
Contoh sederhana:
Ikan mas di akuarium adalah contoh ikan bertulang sejati, yang menggunakan insang untuk bernapas dan sirip untuk berenang.
4.2. Amphibia (Amfibi)
Amfibi adalah hewan yang hidup di dua alam, yaitu air dan darat. Mereka biasanya memiliki kulit lembab yang digunakan untuk pertukaran gas, dan banyak spesies amfibi mengalami metamorfosis dari larva yang hidup di air menjadi dewasa yang hidup di darat.
- Ciri khas: Metamorfosis dari larva air (seperti berudu) ke dewasa darat (seperti katak), kulit lembab untuk bernapas.
Contoh sederhana:
Katak adalah contoh amfibi yang dimulai sebagai larva (berudu) yang hidup di air dan kemudian berkembang menjadi katak dewasa yang bisa hidup di darat.
4.3. Reptilia (Reptil)
Reptil adalah vertebrata yang memiliki kulit bersisik dan bernapas melalui paru-paru. Mereka adalah hewan berdarah dingin, yang berarti suhu tubuh mereka bergantung pada lingkungan. Reptil berkembang biak dengan bertelur di darat, dan telur mereka dilindungi oleh cangkang keras.
- Ciri khas: Kulit bersisik, bertelur di darat, dan berdarah dingin.
Contoh sederhana:
Kura-kura adalah contoh reptil yang memiliki kulit bersisik dan bertelur di darat.
4.4. Aves (Burung)
Burung adalah vertebrata yang memiliki bulu dan sayap. Sebagian besar burung bisa terbang, meskipun ada beberapa spesies yang tidak bisa. Burung juga termasuk dalam hewan berdarah panas, yang berarti mereka dapat mengatur suhu tubuh mereka sendiri.
- Ciri khas: Bulu, sayap untuk terbang, dan berdarah panas.
Contoh sederhana:
Elang adalah contoh burung yang memiliki sayap yang besar dan menggunakan bulunya untuk terbang.
4.5. Mammalia (Mamalia)
Mamalia adalah hewan yang menyusui anaknya dengan kelenjar susu. Mereka memiliki bulu atau rambut di tubuhnya dan merupakan hewan berdarah panas. Mamalia melahirkan anaknya secara hidup (vivipar), kecuali monotremata (seperti platipus) yang bertelur.
- Ciri khas: Menyusui anak dengan kelenjar susu, memiliki rambut atau bulu, dan berdarah panas.
Contoh sederhana:
Manusia adalah contoh mamalia yang menyusui anaknya dengan kelenjar susu dan memiliki rambut di tubuhnya.
5. Kesimpulan
Filum Chordata mencakup berbagai hewan yang memiliki ciri khas seperti notokorda, tali saraf dorsal berongga, celah faring, dan ekor post-anal pada tahap tertentu dalam kehidupan mereka. Filum ini dibagi menjadi tiga subfilum utama, yaitu Cephalochordata, Urochordata, dan Vertebrata, dengan vertebrata mencakup sebagian besar hewan yang kita kenal, seperti ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia. Setiap subfilum dan kelas chordata memiliki karakteristik unik yang memungkinkan mereka beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda.
Contoh visualisasi sederhana: Bayangkan filum Chordata seperti “sebuah keluarga besar” yang beranggotakan beragam makhluk hidup, dari ikan di lautan hingga manusia. Meskipun mereka tampak sangat berbeda, mereka semuanya memiliki beberapa ciri khas yang sama saat masih dalam tahap embrio, seperti memiliki notokorda (batang penyangga), tali saraf dorsal, dan celah insang.