Perbedaan Kekebalan Aktif dan Pasif

Kekebalan aktif dan kekebalan pasif adalah dua mekanisme utama dalam sistem imun yang membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit. Kedua jenis kekebalan ini memainkan peran penting dalam melindungi tubuh dari berbagai ancaman, seperti virus, bakteri, dan patogen lainnya. Namun, keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam hal cara kerja, sumber antibodi, serta durasi perlindungan yang diberikan. Memahami perbedaan antara kekebalan aktif dan pasif dapat membantu kita lebih menghargai sistem kekebalan tubuh dan cara-cara berbeda yang dapat digunakan untuk meningkatkan perlindungan terhadap penyakit.

Artikel ini akan membahas perbedaan utama antara kekebalan aktif dan pasif, termasuk mekanisme, sumber antibodi, durasi, serta beberapa contoh untuk memperjelas konsep masing-masing.

1. Pengertian dan Mekanisme Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif adalah jenis kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh secara alami atau melalui paparan terhadap antigen (seperti vaksin atau infeksi alami). Dalam kekebalan aktif, sistem imun tubuh merespons infeksi atau vaksin dengan memproduksi antibodi dan sel memori yang spesifik terhadap patogen tersebut. Antibodi adalah protein khusus yang membantu melawan patogen dengan menandainya untuk dihancurkan oleh sel imun lainnya, sedangkan sel memori bertugas mengenali patogen yang sama di masa depan sehingga tubuh dapat merespons dengan lebih cepat jika terpapar kembali.

Mekanisme Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif terbentuk melalui dua mekanisme utama:

  1. Kekebalan aktif alami: Terjadi ketika tubuh terkena infeksi secara alami. Misalnya, jika seseorang pernah terinfeksi virus cacar air, tubuhnya membentuk kekebalan aktif terhadap virus tersebut, dan orang tersebut cenderung tidak terkena cacar air untuk kedua kalinya.
  2. Kekebalan aktif buatan: Diperoleh melalui vaksinasi, di mana antigen yang dilemahkan atau dimatikan disuntikkan ke dalam tubuh untuk merangsang respons imun tanpa menyebabkan penyakit. Vaksin ini memicu produksi antibodi dan sel memori yang siap melawan infeksi nyata jika tubuh terpapar di masa depan.

Contoh Kekebalan Aktif:

Jika seseorang menerima vaksinasi untuk hepatitis B, vaksin tersebut mengandung komponen yang meniru virus tanpa menyebabkan penyakit. Tubuh kemudian mengenali antigen dalam vaksin tersebut dan membentuk antibodi terhadap hepatitis B. Jika orang tersebut terkena virus hepatitis B di masa depan, sistem imun sudah memiliki “ingatan” untuk melawan virus tersebut dengan lebih cepat dan efektif.

2. Pengertian dan Mekanisme Kekebalan Pasif

Kekebalan pasif adalah jenis kekebalan yang diperoleh dengan mendapatkan antibodi dari sumber luar, bukan melalui produksi tubuh sendiri. Kekebalan pasif tidak membutuhkan sistem imun tubuh untuk menghasilkan antibodi, melainkan diberikan langsung dalam bentuk antibodi yang siap pakai. Kekebalan pasif memberikan perlindungan segera, namun bersifat sementara, karena tubuh tidak membentuk sel memori terhadap patogen.

Mekanisme Kekebalan Pasif

Kekebalan pasif dapat diperoleh melalui dua mekanisme:

  1. Kekebalan pasif alami: Terjadi ketika antibodi diperoleh secara alami, misalnya dari ibu ke bayi melalui plasenta selama kehamilan atau melalui ASI setelah kelahiran. Antibodi dari ibu ini melindungi bayi dari infeksi selama beberapa bulan pertama kehidupannya.
  2. Kekebalan pasif buatan: Diperoleh melalui injeksi antibodi dari luar tubuh. Contohnya adalah pemberian serum antivenom pada orang yang digigit ular berbisa. Serum ini mengandung antibodi terhadap racun ular yang memberikan perlindungan langsung, namun efeknya hanya sementara.

Contoh Kekebalan Pasif:

Ketika seorang pasien terkena tetanus, mereka mungkin akan diberikan suntikan imunoglobulin tetanus yang mengandung antibodi khusus untuk melawan bakteri penyebab tetanus. Antibodi ini bekerja untuk melawan infeksi dengan cepat, namun tubuh pasien tidak membentuk memori jangka panjang terhadap bakteri tersebut. Artinya, suntikan tersebut tidak akan mencegah infeksi tetanus di masa mendatang.

3. Sumber Antibodi

Perbedaan mendasar antara kekebalan aktif dan pasif juga terlihat pada sumber antibodi yang melindungi tubuh.

Sumber Antibodi dalam Kekebalan Aktif

Pada kekebalan aktif, antibodi diproduksi oleh sistem imun tubuh itu sendiri. Ketika tubuh terpapar antigen (seperti virus atau bakteri), sel-sel dalam sistem imun, terutama sel B, dirangsang untuk memproduksi antibodi spesifik terhadap patogen tersebut. Proses ini membutuhkan waktu beberapa hari hingga minggu untuk berkembang sepenuhnya, tetapi setelah terbentuk, kekebalan aktif dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Sumber Antibodi dalam Kekebalan Pasif

Pada kekebalan pasif, antibodi diperoleh dari sumber luar dan tidak diproduksi oleh tubuh sendiri. Sumber antibodi ini bisa dari antibodi ibu yang diberikan pada bayi atau antibodi dari hewan atau manusia lain yang telah disuntikkan ke dalam tubuh. Karena tubuh tidak membuat antibodi ini sendiri, kekebalan pasif hanya memberikan perlindungan jangka pendek.

Contoh:

Dalam kasus bayi yang menerima antibodi dari ibunya, antibodi ini mengalir dari ibu ke janin melalui plasenta, yang memberikan perlindungan sementara pada bayi setelah lahir. Namun, bayi tersebut nantinya perlu membentuk kekebalan aktif melalui vaksinasi atau paparan infeksi untuk perlindungan jangka panjang.

4. Durasi Kekebalan

Durasi perlindungan juga menjadi salah satu perbedaan signifikan antara kekebalan aktif dan pasif.

Durasi Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif biasanya bertahan lebih lama karena tubuh membentuk sel memori yang mengingat patogen tertentu. Sel memori memungkinkan tubuh untuk merespons lebih cepat jika patogen yang sama masuk ke dalam tubuh lagi, bahkan bertahun-tahun kemudian. Pada beberapa penyakit, kekebalan aktif bisa bertahan seumur hidup, sementara pada penyakit lainnya, kekebalan dapat melemah sehingga diperlukan vaksinasi penguat.

Contoh:

Seseorang yang pernah terinfeksi campak atau telah divaksinasi campak biasanya memiliki kekebalan seumur hidup terhadap virus tersebut karena adanya sel memori yang mengingat virus campak. Jika virus campak masuk kembali, sistem imun akan segera memproduksi antibodi untuk melawan infeksi.

Durasi Kekebalan Pasif

Kekebalan pasif bersifat sementara dan umumnya hanya bertahan selama beberapa minggu atau bulan, tergantung pada jenis antibodi dan metode pemberian. Karena tubuh tidak membentuk sel memori, kekebalan pasif hilang begitu antibodi eksternal ini rusak atau dikeluarkan dari tubuh. Oleh karena itu, kekebalan pasif biasanya digunakan sebagai tindakan darurat dalam menghadapi infeksi yang mendesak.

Contoh:

Antibodi dari ASI ibu hanya memberikan perlindungan pada bayi selama beberapa bulan pertama kehidupan. Setelah itu, bayi perlu mendapatkan imunisasi untuk membangun kekebalan aktif terhadap berbagai penyakit.

5. Contoh Praktis Kekebalan Aktif dan Pasif dalam Kehidupan Sehari-hari

Untuk memperjelas perbedaan antara kekebalan aktif dan pasif, berikut beberapa contoh dari kedua jenis kekebalan ini dalam situasi kehidupan nyata.

a. Kekebalan Aktif melalui Vaksinasi

Vaksinasi adalah contoh utama kekebalan aktif buatan. Ketika seseorang menerima vaksin, tubuhnya terpapar pada antigen lemah atau mati yang tidak menyebabkan penyakit. Sistem imun merespons dengan memproduksi antibodi dan sel memori terhadap antigen tersebut. Dengan demikian, jika orang tersebut terpapar patogen yang sebenarnya, sistem imun dapat merespons dengan cepat.

Contoh:

Vaksin COVID-19 bekerja dengan cara yang sama. Setelah divaksin, tubuh memproduksi antibodi terhadap virus SARS-CoV-2. Jika orang tersebut kemudian terpapar virus yang sebenarnya, sistem imun akan mengenalinya dan mengaktifkan respons pertahanan lebih cepat, mengurangi kemungkinan penyakit parah.

b. Kekebalan Pasif dari Antibodi Maternal

Antibodi yang diberikan dari ibu ke bayi adalah contoh utama kekebalan pasif alami. Antibodi ini melewati plasenta selama kehamilan atau diberikan melalui ASI setelah lahir, yang memberikan perlindungan sementara dari berbagai penyakit.

Contoh:

Bayi yang baru lahir menerima antibodi terhadap penyakit tertentu dari ibunya, yang memberikan perlindungan hingga tubuh bayi siap untuk menerima vaksinasi. Ini membantu mengurangi risiko infeksi pada bulan-bulan pertama kehidupan saat sistem imun bayi masih berkembang.

c. Kekebalan Pasif dengan Imunoglobulin

Pada kasus penyakit yang membutuhkan perlindungan cepat, seperti paparan rabies atau tetanus, dokter dapat memberikan suntikan imunoglobulin yang mengandung antibodi siap pakai untuk melawan infeksi. Ini memberikan perlindungan langsung karena tubuh pasien mungkin belum mampu memproduksi antibodi dalam waktu yang cukup cepat.

Contoh:

Jika seseorang digigit oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies, ia mungkin akan diberikan suntikan imunoglobulin rabies, bersama dengan vaksin rabies. Imunoglobulin ini memberikan perlindungan langsung sementara tubuh membangun kekebalan aktif melalui vaksin.

Kesimpulan

Kekebalan aktif dan kekebalan pasif adalah dua jenis mekanisme pertahanan tubuh yang penting dalam melindungi kita dari penyakit. Kekebalan aktif diperoleh melalui paparan antigen dan melibatkan produksi antibodi serta sel memori oleh sistem imun, yang memberikan perlindungan jangka panjang. Sebaliknya, kekebalan pasif diberikan melalui antibodi dari sumber eksternal, baik secara alami atau buatan, dan memberikan perlindungan sementara tanpa membentuk sel memori.

Pemahaman akan perbedaan antara kekebalan aktif dan pasif ini sangat penting, terutama dalam menentukan strategi pencegahan dan pengobatan penyakit. Kekebalan aktif, yang diperoleh melalui vaksinasi atau infeksi alami, adalah fondasi perlindungan jangka panjang, sedangkan kekebalan pasif sering digunakan dalam situasi darurat untuk memberikan perlindungan cepat. Kedua jenis kekebalan ini saling melengkapi dalam menjaga kesehatan dan melindungi tubuh dari ancaman infeksi.

  • Jenis dan Contoh Imunitas Pasif