Negara terbelakang

Sebuah negara terbelakang, atau negara kurang berkembang, adalah salah satu yang memiliki tingkat produk domestik bruto (PDB) per kapita yang rendah dan menghadirkan hambatan struktural untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan demikian, hal itu menunjukkan, misalnya, tingginya tingkat ketimpangan dan korupsi.

Dengan kata lain, negara-negara terbelakang tidak hanya memiliki pendapatan per orang yang rendah, tetapi juga menghadapi masalah sosial, budaya dan politik yang memperlambat ekspansi mereka. Dengan cara ini, mereka membedakan diri dari pasar negara berkembang yang mencapai tingkat ekspansi yang tinggi.

Dunia ketiga

Ciri-ciri negara terbelakang

Ciri-ciri utama negara terbelakang atau negara kurang berkembang adalah:

  • Mereka rentan terhadap guncangan eksternal. Dengan demikian, peristiwa yang terjadi di ekonomi terbesar akan mempengaruhi mereka secara langsung.
  • Mereka menunjukkan tingkat pembangunan manusia yang rendah yang dibuktikan dengan tingginya persentase kemiskinan, pengangguran, dan kematian ibu dan bayi. Demikian pula, tingkat melek huruf dan sekolah rendah.
  • Kerentanan suatu negara dapat dijelaskan oleh konsentrasi ekspornya dalam satu sektor atau produk, yang menyiratkan ketergantungan yang besar. Jadi, jika negara itu mengekspor tembaga, ekonominya akan sangat terpengaruh jika harga logam turun.
  • Sumber daya manusia mereka seringkali lemah. Hal ini, karena mereka terkena tingkat kesehatan, pendidikan dan gizi yang rendah.
  • Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggunakan istilah Least Developed Countries atau LCD. Ini, untuk akronimnya dalam bahasa Inggris (Least Developed Countries).
  • Mereka cenderung memiliki perekonomian yang sangat bergantung pada sektor primer atau ekstraktif. Ini adalah, misalnya, pertanian, pertambangan atau perikanan.
  • Mereka adalah negara dengan tingkat kelahiran yang tinggi. Untuk itu, mereka biasanya bertujuan untuk melakukan kebijakan KB.
  • Banyak ahli yang mencoba menjelaskan keterbelakangan, mengaitkannya dengan iklim, ketersediaan sumber daya alam, posisi geografis, masa lalu negara sebagai koloni negara lain yang lebih maju, dan sebagainya. Namun, sampai hari ini, tidak ada konsensus tentang masalah ini.
  • Bagi Royal Spanish Academy, keterbelakangan adalah situasi di negara atau wilayah yang tidak mencapai tingkat ekonomi, sosial, atau budaya tertentu. Artinya, bukan sekadar mencapai tingkat kemiskinan yang rendah, tetapi menunjukkan indikator yang baik, misalnya literasi.
  • Mereka memiliki tingkat infrastruktur yang rendah, baik jalan raya maupun bandara dan pelabuhan. Demikian pula, mereka menghadirkan rumah sakit dan pusat pendidikan umum dalam kondisi buruk.

Contoh dari negara terbelakang

Untuk mencari contoh negara terbelakang, kita bisa meninjau indeks pembangunan manusia (IPM) yang dibangun oleh United Nations Development Programme (UNDP).

Menurut indikator ini, 38 negara memiliki pembangunan manusia yang rendah. Mereka menempati tempat terakhir (dari atas ke bawah dalam peringkat) Sierra Leone, Burundi, Chad, Sudan Selatan, Republik Afrika Tengah dan Nigeria.

Kesimpulannya, negara-negara yang paling terbelakang terutama di Afrika. Jadi, di antara 25 negara dengan indikator terendah, satu-satunya yang tidak ditemukan di benua itu adalah Haiti.

Perlu dicatat bahwa data dari dua paragraf terakhir ini diperbarui setiap tahun.