Metode deduktif

Metode deduktif terdiri dari penarikan kesimpulan berdasarkan suatu premis atau serangkaian proposisi yang dianggap benar.

Di atas berarti bahwa logika digunakan untuk mendapatkan hasil, hanya berdasarkan serangkaian pernyataan yang diterima begitu saja.

Melalui metode ini, seseorang beralih dari yang umum (seperti hukum atau prinsip) ke yang khusus (realitas kasus tertentu).

Perlu dicatat bahwa kebenaran kesimpulan yang diperoleh akan tergantung pada validitas premis yang diambil sebagai dasar atau referensi.

Jenis metode deduktif

Metode deduktif dapat diterapkan dengan dua cara:

  • Langsung: Jadilah bagian dari satu premis.
  • Tidak langsung: Dua atau lebih premis digunakan yang kontras. Biasanya yang satu berisi pernyataan universal dan yang lainnya fakta khusus. Misalnya: anjing menggonggong (i) dan saya memiliki hewan peliharaan yaitu anjing (ii). Karena itu, hewan peliharaan saya menggonggong.

Perbedaan antara metode deduktif dan induktif

Metode deduktif, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, berangkat dari umum ke khusus. Sebaliknya, metode induktif mengusulkan untuk melakukan jalur sebaliknya. Artinya, pergi dari fakta-fakta khusus untuk menarik kesimpulan umum.

Contoh metode induktif adalah sebagai berikut.

Mari kita bayangkan seseorang yang pindah ke rumah baru mengamati bahwa truk sampah melewati jalannya setiap hari pada jam 11 malam. Jadi, Anda sampai pada kesimpulan bahwa truk sampah selalu melewati jalan Anda saat itu.

Metode deduktif dalam ilmu ekonomi

Dalam ilmu ekonomi, aliran Austria dicirikan dengan membuat deduksi dari aksioma yang terbukti dengan sendirinya atau fakta yang tak terbantahkan. Metode ini, yang dikembangkan oleh Ludwig von Mises, disebut praksiologi.

Contoh penerapannya, ekonom Austria menegaskan bahwa nilai suatu barang tergantung pada kepuasan yang diberikannya kepada setiap individu (premis dasar). Oleh karena itu, nilai tidak objektif, seperti yang diklaim oleh teori-teori lain seperti nilai-kerja , tetapi memiliki sifat subjektif.