Tips Aman Berkunjung ke Pantai di Bali, Indonesia

Pantai-pantai di Bali terkenal dengan selancar dan keindahannya. Ratusan ribu turis datang ke Bali khusus untuk berenang, bodyboard, atau berselancar di sepanjang pantai ini. Namun terlepas dari permintaan yang besar untuk tujuan ini, wisatawan masih belum menikmati keamanan 100% di sana: pengunjung rentan terhadap sengatan matahari, arus bawah yang berbahaya, dan bahkan risiko tsunami yang sangat kecil (namun sangat nyata).

Pengunjung harus mengikuti beberapa tindakan pencegahan sederhana untuk menikmati pemandangan pantai Bali daripada menjadi korban sisi gelapnya. (Untuk hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di Bali, baca artikel kami tentang Tips Etiket di Bali, Tips Keselamatan di Bali, dan Tips Kesehatan di Bali.)

Jangan Berenang di Pantai Tempat Bendera Merah Berkibar

Sebagian garis pantai Bali – sebagian besar bagian barat daya membentang dari Kuta hingga Canggu – memiliki pasang surut dan arus bawah yang berbahaya. Pada waktu dan tahun tertentu, bendera merah dipasang di pantai yang berbahaya. Jika Anda melihat bendera merah di pantai, jangan mencoba untuk berenang di sana – arus dapat menyapu Anda ke laut dan ke bawah sebelum siapa pun di pantai dapat mencoba menyelamatkan.

Penjaga pantai sayangnya cukup langka di Bali. Beberapa pantai memiliki penjaga pantai dan bendera dengan tanda kuning dan merah yang menandakan keberadaan penjaga pantai. Pantai-pantai ini aman untuk berenang, begitu pula pantai tanpa bendera yang terlihat.

Baca Informasi Tsunami di Hotel Anda

Tsunami bersifat mematikan dan tidak dapat diprediksi; gelombang besar ini dipicu oleh gempa bawah laut dan dapat mencapai pantai hanya dalam beberapa menit, sehingga tidak ada waktu bagi pihak berwenang untuk membunyikan alarm. Hal ini terutama terjadi di Bali, di mana zona subduksi rawan gempa berada sangat dekat dengan pantai.

Kawasan wisata utama di Bali antara lain Teluk Jimbaran, Legian, Kuta, Sanur, dan Nusa Dua terletak di dataran rendah yang mudah tergenang air jika terjadi tsunami. Untuk meminimalkan bencana apa pun, sistem Siaga Tsunami berlaku di Bali, dengan sejumlah hotel yang memenuhi persyaratan Siaga Tsunami mengikuti peraturan alarm dan evakuasi yang ketat.

  • Cari tahu tentang TsunamiReady.com – Hotel Indonesia (offsite)
  • Cari tahu tentang TsunamiReady.com – Peta Evakuasi dan Informasi untuk Bali (offsite)

Untuk meminimalkan kerentanan Anda terhadap kemungkinan tsunami, carilah akomodasi setidaknya 150 kaki di atas permukaan laut dan 2 mil ke daratan. Jika Anda merasa tsunami akan segera terjadi, pindahlah ke daratan, atau naiklah ke puncak bangunan tertinggi yang dapat Anda temukan.

Cari tahu apa yang harus dilakukan jika (kapan?) tsunami melanda Bali.

Gunakan Banyak Tabir Surya

Sunburn dapat dengan mudah merusak liburan Anda di Bali. Aplikasi sederhana tabir surya dengan SPF tinggi dapat mencegah rasa sakit kulit yang terbakar sinar UV.

Tabir surya penting, terutama untuk pulau yang dekat dengan garis khatulistiwa seperti Bali: sinar matahari melewati atmosfer yang lebih sedikit di daerah tropis dibandingkan dengan daerah beriklim sedang seperti Eropa dan sebagian besar AS, jadi lebih banyak ultraviolet yang membakar mencapai kulit Anda dalam waktu yang lebih singkat. Variasi intensitas UV juga lebih sedikit sepanjang tahun, jadi Anda perlu memakai tabir surya itu, kapan pun Anda memutuskan untuk mengunjungi Bali. Dapatkan tabir surya dengan SPF (faktor perlindungan matahari) tidak lebih rendah dari 40.

Anda juga dapat mengenakan pakaian yang telah diperlakukan secara khusus agar tahan terhadap sinar UV.

Jika Anda ingin meminimalkan penggunaan tabir surya, atau jika Anda kehabisan bahan, minimalkan saja waktu yang Anda habiskan di bawah sinar matahari. Cari tempat berteduh saat matahari mencapai titik tertinggi di langit antara pukul 10.00 dan 15.00. Pastikan Anda tetap berada di tempat matahari tidak terpantul dari pasir atau air – radiasi ultraviolet juga dipantulkan dari permukaan ini.